Kambing
termasuk salah satu jenis ternak favorit di perdesaan. Sebagain besar rumah
tangga petani memeliharanya. Mereka menjadikannya sebagai salah satu sumber
penghasilan keluarga. Atau, sebagai tabungan untuk berjaga-jaga apabila suatu
saat ada keperluan mendadak. Pemeliharaan kambing saat ini bukan hanya di
kalangan petani perdesaan saja, akan tetapi sudah menyebar ke berbagai
tempat. Hal ini disebabkan oleh permintaan daging kambing yang terus mengalami
peningkatan terutama saat datangnya hari-hari besar seperti lebaran idul adha
maupun hajatan lainnya.
Masyarakat gemar beternak kambing, dikarenakan banyak faktor.
Diantaranya, karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya
mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak per kelahiran lebih dari satu ekor,
jarak antar kelahiran pendek dan pertumbuhan anaknya cepat. Selain itu,
keunggulan kambing adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi
agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan yang paling buruk sekalipun
kambing masih mampu bertahan hidup.
Distribusi penyebaran kambing relatif merata diseluruh perdesaan.
Sebagian masyarakat pedesaan memperlakukan kambing sebagai pabrik kecil
penghasil daging dan susu. Hasil lain yang dapat diperoleh dari ternak kambing
adalah kulit dan kotorannya yang berfungsi sebagai pupuk kandang atau pupuk organik.
Budidaya ternak kambing tidaklah terlalu sulit. Yang penting kita
hobi dan suka dengan hewan yang takut air ini. Jenis kambing yang dapat
dipelihara pun cukup banyak. Beberapa diantaranya : kambing kacang, boer,
etawa, dan garut. Budidaya kambing dimulai dari proses perencanaan, manajemen
pemeliharaan, panen dan pasca panen. Point penting budidaya ada pada proses
manajemen pemeliharaan dan diikuti dengan penanganan pasca panen.
Peternakan kambing terutama di perdesaan saat ini masih bersifat
usaha sampingan dan dilakukan secara tradisional. Hal ini sangat disayangkan,
mengingat peluang usaha ternak kambing masih terbuka lebar dan sangat
menguntungkan. Cara ini harusnya diubah menjadi cara ternak kambing modern
untuk menjawab tingginya permintaan daging kambing dipasaran. Selain itu,
beternak kambing secara modern memiliki banyak keunggulan, diantaranya yaitu
efisiensi biaya, waktu, tenaga kerja, pakan, manajemen pemeliharaan, dan tentu
saja sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak.
Pentingnya proses manajemen pemeliharaan, dikarenakan 70 %
kegiatan budidaya ada disini, dan penanganan pasca panen tentu akan menentukan
keberlangsungan dan keberlanjutan sebuah usaha peternakan kambing. Kambing
termasuk pada hewan ruminansia yang memamah biak. Sebagai hewan ruminansia,
pakan utama kambing adalah hijauan makanan ternak (HMT) seperti rumput, limbah
pertanian dan dedaunan pohon.
Memelihara kambing jauh lebih mudah dibandingkan dengan memelihara
sapi yang juga merupakan hewan ruminansia. Kelebihan ternak kambing
dibandingkan dengan ternak sapi terutama pada ketersediaan pakan. Pakan kambing
lebih mudah dan bervariasi dibandingkan dengan pakan (hijauan) untuk sapi.
Kambing cenderung memakan semua jenis rumput, limbah pertanian, dan daun-daun
pepohonan. Namun demikian perlu diberi keseimbangan ransum demi tercapainya
hasil ternak kambing yang optimal, agar proses budidaya dapat sukses.
Penyediaan pakan pada ternak kambing sama saja dengan ruminansia
lain, yakni dengan rumus pakan hijauan sebanyak 10% dari berat badan,
konsentrat 1% dari berat badan dan leguminase (daun kacang-kacangan) sebanyak
1% dari berat badan per hari. Karena penyakit pada kambing yang paling
berbahaya adalah bloat (kembung) maka pemberian kacang-kacangan harus memenuhi
syarat berikut : 1) Pemberian daun kacang-kacangan (legume) maksimal 1% dari
berat badan perhari; 2) Daun tersebut harus dalam keadaan layu (tidak boleh
segar).
Salah satu konsentrat untuk pakan kambing terdiri dari : Dedak +
Bungkil kelapa + Tepung ikan/ tulang. Adapun formulanya adalah 70% dedak, 20%
bungkil dan 10 % mineral (tepung tulang). Kalau mau yang praktis, bisa juga
dengan membelinya langsung, konsentrat untuk ternak kambing yang sudah jadi dan
tersedia di toko-toko pakan ternak yang ada. (Inang Sariati)
Sumber :
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/80757/mari-beternak-kambing-cara-modern/
No comments:
Post a Comment