Tuesday, February 5, 2019

PENGEMBANGAN SAPI MENTAL DI KABUPATEN BATANG.


PENGEMBANGAN SAPI MENTAL DI KABUPATEN BATANG.
            Peningkatan ekonomi masyarakat dan pertambahan penduduk disertai dengan peningkatan kesadaran tentang nilai-nilai gizi, menyebabkan peningkatan permintaan akan produk asal ternak meningkat dengan sangat pesat. Namun, peningkatan konsumsi protein hewani yang membaik ini belum dapat diantisipasi dengan suplai protein asal ternak yang memadai. Pada kenyataannya sumber daging di Indonesia berasal dari daging ayam (62%), daging sapi dan kerbau (25%), dan sisanya berasal dari aneka ternak lainnya (Bamualim et al. 2007). Suplai protein asal ternak terutama daging sapi yang dihasilkan secara domestik belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga kebijakan impor daging dan sapi hidup masih diberlakukan. Kebutuhan konsumsi daging masyarakat Indonesia baru mencapai 6,5 kg/kapita/tahun, yang berasal dari daging sapi hanya sebesar 1,7 kg/kapita/tahun (Ditjennak 2009).
Upaya pengembangan sapi potong telah lama dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Batang, Kebijakan tersebut yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi. Pengembangan sapi potong secara ekstensifikasi menitikberatkan pada peningkatan populasi ternak yang didukung oleh pengadaan dan peningkatan mutu bibit, penanggulangan penyakit, penyuluhan dan pembinaan usaha, bantuan perkreditan, pengadaan dan peningkatan mutu pakan, dan pemasaran. Penyuluhan dan pembinaan terhadap petani-peternak dilakukan untuk mengubah cara beternak dari pola tradisional menjadi usaha ternak komersial dengan menerapkan cara-cara zooteknik yang baik. ini telah di lakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Batang ( BP2KP ).
Di Kabupaten Batang, Sampai dengan sekarang telah banyak bermunculan kelompok kelompok Tani Ternak Sapi. Yang tersebar hampir di semua kecamatan. Pada mulanya petani memlihara sapi jenis lokal yaitu jenis Peranakan Ongole (PO). Sejak tahun sembilan puluhan pemerintah kabupaten Batang melalui Dinas Peternkan telah meluncurkan Program IB ( inseminasi buatan ) yaitu teknik perkawinan secara buatan dengan memasukan semen ( sperma yang telah dibekukan ) kedalam organ reproduksi sapi betina. Semen yang di masukan adalah semen yang berasal dari sapi Simental.
Sapi simmental biasa ditemui dengan warna bulu coklat kemerahan seperti merah bata sedangkan dibagian muka dan lutut kebawah Serta Ujung ekor ber warna putih. Di indonesia sendiri sapi telah populer dan telah banyak  dikembangkan oleh para peternak sapi, karena jenis sapi Simetal memang memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan sapi lokal indonesia, sapi metal jantan dewasanya Mampu mencapai berat badan 1 Ton 150 kg sedang Betina dewasanya 800 kg.
Melihat fisik sapi simetal tersebut minat serta animo peternak sapi untuk memilikinya sangat tinggi. Karena sapi simental ini mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi di bandingkan dengan sapi lokal. untuk memperoleh keturunan Sapi Simental yang baik, maka kita wajib mengetahui ciri ciri sapi betina sebagai indukan. Seperti apa sih cirinya ?
Nah ..... setelah memperoleh indukan Sapi Simental atau sapi lokal Yang baik,  langkah selanjutnya adalah petani harus menghubungi petugas IB yang di masing masing kecamatan sudah tersedia. Atau dapat menghubungi penyuluh atau Mantri ternak setempat. Sebelum pelaksanaan IB, kenali dulu sapi yang sudah memasuki masa birahi dengan ciri sebagai berikut : ............................
Perlu pemirsa ketahui, banyak kelompok kelompok yang berhasil dalam pelaksanaan IB sapi. Di antaranya adalah desa Wanar kecamatan Tersono kabupaten Batang. Di desa ini pengembangan sapi potong Simental telah berkembang pesat. Berkat bimbingan dari penyuluh dan Mantri ternak,  di dukuh .........desa Wanar terdapat 125 KK, dari 125 KK telah di pelihara sapi Keturunan Sapi Simental sebanyak Kurang lebih 300 Ekor atau rata rata kepemilikan 1 – 3 ekor per keluarga. Bahkan di dukuh ini telah mampu menjual anakan sapi Simental kurang lebih 70 s/d 100 ekor per tahun. Sungguh prestasi yang patut di banggakan.
Anakan sapi yang tersedia di desa Wanar bervariasi dari anakan F1, F2, bahakan sudah ada anakan dari keturunan F3 maupun F4. Harganya pun bervariasi, anakan yang berumur 3 bulan dapat di hargai 5 juta sampai 9 juta rupiah tergantung dari kondisi anakan tersebut.
Di samping itu di desa Wanar juga telah berdiri balai Inseminasi Buatan dengan petugas IB yaang stanby setiap hari. Keberhasilan ini karena di didukung oleh sumberdaya manusia yang trampil dan tlaten. Keberhasilan ternak sapi harus di dukung dengan keberadaan pakan ternak yang memadai. Pakan ternak bisa di ambil dari rumput rumput liar yang berada di kebun mereka, atau juga petani menyediakan lahan khusus yang di tanami rumput gajah maupun king gres.
Untuk menjaga kesehatan ternak, perlu pemeriksaan kesehatan secara rutin yang dilakukan oleh petugas peternakan. Pemeriksaan rutin meliputi penyakit Cacing, Penyakit kembung dan penyakit lainya. Pemeriksaan ini dengan cara mengambil sampel kotoran sapi, kemudian di periksa di laboratorium dan hasilnya dapat di sampaikan kepada petani. Disamping pemeriksaan terhadap penyakit, sapi juga perlu di berikan vitamin b Complek dengan tujuan untuk menjaga stamina sapi. Vitamin ini di berikan melalui suntikan.
Kandang sapi merupakan tempat tinggal Sapi setiap hari. Untuk itu kandang sapi harus selalu bersih agar kesehatan sapi dapat terjamin. Kandang perlu di bersihkan dari kotoran sapi, pembersihan kandang di lakukan setiap hari. Prinsipnya semakin kandang itu bersih maka kesehatan sapi akan terjamin.
Setelah indukan dilakukan proses inseminasi buatan dan dinyatakan bunting, yang perlu dilakukan petani adalah pemeliharaan sapi buntung. Meliputi pemberian hijauan makanan ternak, pemberian makanan tambahan berupa bekatul, kosentrat, dan juga pemberian tetes tebu. Tetes tebu di berikan minimal 1 minggu sekali tujuannya menguatkan tenaga sapi. Di samping itu pada sapi bunting, juga perlu tambahan vitamin B Komplek, agar sapi senantiasa sehat selama bunting.
Setelah sembilan bulan dua belas hari masa bunting, tiba waktunya sapi beranak. Saat seperti inilah yang ditunggu peternak, rejeki datang. coba bayangkan anakan sapi Simental F1 pada umur 3 bulan ( istilahnya pedot susu )  sudah laku dijual dengan harga antara 5 s/d 9 juta rupiah, tergantung fisik anakan tersebut. Semakin bagus tentunya harganya semakin tinggi. Dari anakan sapi simental ini merupakan penghasilan pokok peternak sapi di desa wanar kecamatan tersono. Untuk membiayai anak sekolah dan juga kebutuhan lainya. Anda berminat ........ silahkan belajar lebih detil di desa wanar atau hubungi penyuluh terdekat. Atau hubungi badan pelaksana penyuluhan dan ketahanan pangan kabupaten Batang.
Ternak sapi mempunyai peran yang cukup penting bagi petani sebagai penghasil pupuk kandang, tenaga pengolah lahan, pemanfaat limbah pertanian dan sebagai sumber pendapatan. Ternak merupakan salah satu sumber protein hewani masyarakat, mempunyai prospek yang cerah dan menjanjikan untuk dikembangkan. Selain itu, ternak dapat menjadi sumber pendapatan petani ternak, lapangan kerja, tenaga kerja dan sumber devisa yang potensial serta perbaikan kualitas tanah.

CARA BETERNAK SAPI POTONG


CARA BETERNAK SAPI POTONG

I. PENDAHULUAN
Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut ketersediaan akan daging yang terus meningkat pula. Sehubungan dengan hal tersebut, ternak sapi khususnya sapi potong merupakn salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Sebab sektor atau kelompopk ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya. Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani.
Sapi sebgai salah satu hewan pemakan rumput sangat berperan sebagai pengumpul bahan bergizi rendah yang dirubah menjadi bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk daging. Daging untuk pemenuhan gizi mulai meningkat dengan adanya istilah ”Balita” dan terangkatnya peranan gizi terhadap kualitas generasi penerus.
Jadi untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani dari daging ini kita khhususnya peternak perlu meningkatkan [roduksi daging. Perkembangan usaha penggemukan sapi didorong oleh permintaan daging yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.
II. MEMILIH JENIS SAPI
Sapi-sapi lokal yang terdapat di Propinsi Banten kesemuanya dapat digunakan untuk usaha penggemukan. Akan tetapi tidaklah semua jenis sapi itu mempunyai prospek yang sama untuk digemukkan. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan jenis sapi yang lebih prospektif untuk digemukkan.
Indikator-indikator tersebut adalah :
v Jumlah populasi
v Jumlah pertambahan populasi setiap tahun
v Penyebaran
v Produksi karkas dan
v Efisiensi penggunaan pakan
Jenis-jenis sapi potong yang biasa dipelihara adalah : sapi Bali, sapi Madura, sapi Ongole, sapi Peranakan ongole, sapi Charolois, sapi Hereford, sapi Brangus dan lain-lain akan tetapi bukan sapi lokal yang bukan hasil persilangan.
III. PEMELIHARAAN DAN UKURAN KANDANG
Dibandingkan dengan kandang sapi milik petani di Eropa, maka kandang sapi petani-petani di Propinsi Banten walaupun hanya terdiri dari tiang bambu, atap rumbia dan lantai yang dipadatkan, tetapi cukup baik. Ini disebabkan karena petani di Propinsi Banten hanya memilik sapi antara 3-4 ekor, dimana sapi-sapi tersebut hanya pada malam hari saja dipelihara dalam kandang, sedang pada siang hari ternak diikat di halaman rumah karena tidak dikerjakan atau digembalakan.
Setiap pagi bilamana sapi sudah dikeluarkan, maka kotoran dalam kandang dibersihkan bersama-sama sisa makanan diangkut dan dimasukkan ke dalam lubang yang telah disediakan, untuk kemudian dijadikan pupuk, sedang bekas-bekas urine disiram dengan abu dari api unggun. Tentang tempat makanan untuk ternak petani di Propinsi Banten tidak membutuhkan perlengkapan, oleh karena makanan yang diberikan adalah rumput, daun-daunan dan jerami, tidak pernah dan jarang sekali diberikan makanan konsetrat, kecuali sapi-sapi yang digemukkan. Makanan cukup diletakkan di tanah, bila perlu dibatasi dengan palang-palang dari bambu atau kayu.
Kandang untuk sapi potong hendaknya dibuat dari bahan-bahan yang murah tapi kuat, keadaannya harus terang dan pertukaran udara bebas. Atap dari genting/rumbia/ilalang. Lantai sebaiknya disemen atau sekurang-kurangnya tanah dipadatkan.
IV. MAKANAN
Sapi-sapi petani di Propinsi Banten diberi makan rumput, daun-daunan atau jerami. Umumnnya secara kualitas maupun kuantitas makanan sapi-sapi itu cukup baik. Ini dapat dilihat dari keadaan sapi-sapinya yang cukup segar, gemuk dan kesehatan baik.
Bila dipandang perli petani di Propinsi Banten menyediakan makanan untuk musim kemarau. Biasanya petani menyimpan jerami, penyimpanan makanan ini tidak perlu banyak karena ternak yang dipelihara hanya sebanyak 3-4 ekor.
Pakan untuk sapi potong dapat dikelompokkan menjadi :
A. Hijauan
Hijauan yang berkualitas baik (rumput unggul atau campuran rumput dengan hijauan kacang-kacangan) umumnya sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertunbuhan dan reproduksi yang normal sehingga pada pemeliharaan sapi dianjurkan lebih banyak menggunakan hijauan (85-100%), apabila hijauan banyak tersedia, pemberian konsentrat hanya dianjurkan untuk keadaan tertentu saja seperti saat sulit hijauan (di musim kemarau) atau untuk penggemukkan.
Contoh hijauan unggul :
v Rumput setaria
v Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
v Rumput raja (Kinggrass)
v Rumput benggala (Panicum maximum)
v Rumput bede (Brachiaria decumbens)
v Lamtorogun(Leucaena leucocepala)
v Turi (Sesbania grandiflora)
v Gamal (Gliricidia maculata)
v Kaliandra
Contoh hijauan limbah pertanian :
v Jerami kacang panjang
v Jerami kedelai
v Jerami padi
v Jerami jagung
B. Konsentrat
Contoh konsentrat :
v Dedak padi
v Onggok (ampas singkong)
v Ampas tahu
v Dan lain-lain
C. Makanan tambahan
Contoh : vitamin, mineral dan urea
Secara umum makanan untuk seekor sapi setiap hari sebagai berikut :
- Hijauan :35-47 kg atau bervariasi menurut berat dan besar badan
- Konsentrat : 2-5 kg
- Makanan tambahan : 30-50 gram
V. KESEHATAN
Salah satu unsur perawatan yang juga tidak boleh diabaikan adalaj penjagaan kesehatan termasuk pula pencegahan masuknya penyakit ke peternakan.
Berbagai jenis penyakit pada sapi yang sering berjangkit baik yang menular ataupun yang tidak menular. Penyakit menular yang terjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian besar bagi peternak dari tahun ke tahun ribuan ternak sapi menjadi korban penyakit radang limpa (Anthrax), ribuan ternak sapi lainnya kemudian terkena serangan penyakit mulut dan kuku, serta penyakit surra.
Beberapa jenis penyakit yang sering terjadi pada sapi potong adalah :
a. Anthrax (radang limpa)
b. Penyakit mulut dan kuku
c. Penyakit surra
d. Penyakit radang paha
e. Penyakit Bruccellosis (keguguran menular)
f. Kuku busuk (foot ror)
g. Cacing hati
h. Cacing perut
i. Dan lain-lain
VI. PERKEMBANGBIAKAN
Pada usaha ternak sapi potong yang sistem produksinya untuk menghasilkan anak-anak sapi yang hampir sama umurnya dalam jumlah yang besar untuk dijual sebagai anak sapi (Feeder Cattle), maka perkawinannya dilakukan secara musiman
Sapi potong mulai dewasa kelamin yaitu apabila mulai timbul oestrus (tanda-tanda birahi, bronst). Pada umur 8-12 bulan, tergantung pada bangsa-bangsa, makanan, dan lingkungannya.
Cara perkawinan pada sapi potong dapat dilakukan dengan pengaturan dan pengawasan sepenuhnya ooleh manusia yang disebut cara ”Hand Mating” yaitu pemeliharaan jantan dan betina dipisah dan bila ada betina yang bronst, diambilkan pejantanya agar mengawininya atau dilakukan perkawinan buatan atau dengan cara perkawinan bebas di padang rumput. Dimana sapi-sapi jantan dan betina yang sudah dewasa pada musim perkawinan dilepas bersama-sama, bila ada sapi-sapi betina yang bronst tanpa campur tangan si pemilik akan terjadi perkawinan.
Cara perkawinan inilah yang lazim dilakukan pada usaha sapi potong dimana perkawinan biasabya dilakukan secara musiman.
VII. PENGOLAHAN HASIL
Beragamnya jenis produk olahan ternak dengan nilai tambah yang tinggi memberikan kesempatan kepada masyarakat di Propinsi Banten untuk memilih berbagai alternatif. Jenis olahan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan minat masyarakat. Dibandingkan dengan produk olahan memiliki daya tahan yang lebih lama sehingga dapat mengurangi resiko akibat perubahan harga. Selain itu, dalam upaya turut menjaga kelestarian lingkungan, pengolahan produk sampingan seperti kulit, tulang dan darah dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan.
Penanganan yang cermat dan teliti sangat diperlukan dalam proses produksi untuk menghasilkan pruduk olahan sesuia dengan standar yang sngat erat kaitannya dengan mutu dan kesehatan produk yang dihasilkan. Hal ini menjadi kendala utama dalam memperkenalkan teknologi pengolahandi wilayah pedesaan, karena pengembangan agribisnin dan agroindustri peternakan dan hasil ikutannya belum berkembang dengan optimal di Propinsi Banten.
Hasil dari olahan ternak sapi potong diantaranya adalah :
a. daging bisa diolah sebagi dendeng, daging asap, sosis, bakso,abon, corned.
b. kulit bisa diolah sebagi bahan untuk pembuatan tas, sepatu, ikat pinggang.
VIII. PEMASARAN
Didalam pemasaran hasil sebaiknya dikoordinasikan oleh kelompok tani atau ternak KUD. Agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak karena bisa ditanggung bersama-sama.
Pemasaran hasil sapi potong selain dipasarkan sebagai sapi potong berupa produk daging, juga sering dijual dalam keadaan hidup dan sebaiknya memilih standar harga per kilogram berat hidup.
Hasil panen ternak sapi potong dapat berupa daging dan kulit serta hasil sampingnya berupa pupuk tau gas bio.

Penyakit pada kambing PE dan Penangananya


 Penangan penyakit pada kambing PE

1.       Penyakit Kudis (Scabies/Kurap)
Penyebab penyakit kudis adalah  Parasit kulit (Sarcoptes sp)
Gejala
a.    Kulit merah dan menebal.
b.    Gatal dan gelisah, sering menggaruk-garukkan kulit yang terinfeksi pada dinding kandang.
c.     Bulu rontok.
d.     Bagian tubuh yang sering diserang muka, telinga, pangkal ekor dan leher.

Penanganan
a.   Obat tradisional : Belerang dihaluskan 3 sendok makan + 1 sendok makan minyak goreng oleskan 2x sehari sampai sembuh.
Obat pabrikan :  Suntik dengan Ivomec secara sub cutan (dibawah kulit). Khusus untuk ivomec pemberian dosis sebagai berikut :
Untuk kambing dengan berat badan kurang dari 25 kg di berikan dengan 0,5 ml
Untuk kambing dengan berat badan 25 – 50 kg dengan dosis 1 ml
Untuk kambing dengan berat badan 50 – 75 kg dengan dosis 1,5 ml
Sedangkan untuk berat badang 75 – 100 kg dengan dosis 2 ml
b.   Pencegahan
-       Jauhkan kambing sakit   kambing sehat.
-       Bersihkan kandang setiap hari, lebih baik lagi menggunakan sabun atau zat  pembersih  kandang.
-       Jagalah kebersihan kambing dengan memandikan kambing dengan larutan asumtol  2%.
-       Mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan kambing.

2.       Penyakit Cacingan
Penyebab
Penyakit cacingan pada kambing dapat disebabkan oleh cacing gilig, pipih dan cacing  pita.
Gejala
Kambing semakin kurus, bulu berdiri dan kusam, nafsu makan berkurang, kambing terlihat pucat, kotoran lembek sampai mencret.
Penanganan
1.   Obat tradisional
a.   Daun nanas yang dikeringkan dan dihaluskan, kemudian ditimbang 300 mg untuk 1
       kg berat badan kambing, dicampur air, selanjutnya diminumkan dan diulang 10 hari
       sekali (jangan diberikan pada ternak bunting).
b.   Daun nanas segar dihilangkan durinya, ditimbang 600 mg untuk 1 kg berat badan
        kambing, kemudian diberikan pada kambing dan diulang 10 hari sekali (jangan
        diberikan pada ternak bunting).
2.    Obat pabrikan
Biasanya menggunakan Viverazin, Multidec, ivomec dan kalbazem. Khusus untuk kalbazem pemberian dosis sebagai berikut :
Untuk kambing dengan berat badan kurang dari 25 kg dengan dosis 2,5  ml
Untuk kambing dengan berat badan 40 – 75 kg dengan dosis 5 ml
untuk berat badang 75 – 100 kg dengan dosis 7,5 ml
Sedangkan berat badan diatas 100 Kg di berikan dosis 10 ml.
Pemberian obat dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Pencegahan
a.   Jagalah kandang tetap bersih dan kering.
b.    Buanglah kotoran, sampah dan sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat
       kompos.
c.    Jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan
        berpindah-pindah).
d.     Jangan berikan rumput yang masih berembun.
e.      Sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah.

3.      Diare
Penyebab
Pakan berjamur atau terlalu muda, bakteri, virus dan protozoa.
Gejala
a.    Kotoran encer dan warnanya hijau terang/hijau gelap sampai hijau kekuningan.
b.    Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian.
c.    Bulu-bulu sekitar dubur kotor akibat kotoran.
Penanganan
a.    Pisahkan kambing sakit dari kambing sehat.
b.    Berikan larutan oralit, larutkan 2 sendok makan garam + 2 sendok makan gula dalam
2,5 liter air dingin yang sudah dimasak.
c.    Bila keadaannya tidak membaik segera hubungi petugas kesehatan hewan (dokter
hewan).
Pencegahan
a.    Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare.
b.    Jagalah kandang tetap bersih.
4.     Keracunan
Penyebab
Tanaman beracun atau tanaman yang tercemar pestisida.
Gejala
Mulut berbusa, kejang-kejang, muka kemerahan dan bengkak, diare berdarah, dan
kematian mendadak.
Penanganan
a.    Berikan air kelapa.
b.    Berikan norit 2-3 tablet.
c.    Hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan).
Pencegahan
a.    Jangan menggembalakan kambing di tempat yang banyak tanaman beracun.
b.    Jauhkan kambing dari sawah atau ladang yang sedang dipupukan atau disemprot
pestisida.

Pakan Kambing Etawa Agar cepat gemuk


Pakan Kambing Etawa

Pemberian pakan pada budidaya kambing etawa tidak dapat sama ratakan. Harus kita sesuaikan dengan kebutuhan gizi pada usia tertentu. Sebisa mungkin pakan mengandung, protein, vitamin, karbohidrat, mudah dicerna dan tentunya mudah didapat sekaligus murah. Pakan kambing di pedesaan pada umumnya adalah rumput/hijauan dengan diselingi kacang-kacangan yang mengandung vitamin dan mineral. Namun sekarang sudah banyak yang menggunakan pakan buatan yang melalui beberapa proses. Karena mengandung gizi lebih tinggi dan dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi kambing etawa.
Tidak ada kententuan/rumus dalam pembuatan pakan bagi kambing. Namun umunya para peternak etawa menggunakan perbandingan sebagai berikut : Bekatul dan Konsentrat dibuat dengan perbandingan 3: 1. cara lain adalah dengan menggunakan bekatul sebanyak 50% dicampur bungkil kelapa sebanyak 25%, sisanya campuran antara bungkil kacang tanah dan kapur. Selingi dengan rumput sebagai pakan tambahan.
Pemberian rumput juga harus kita kira-kira dengan berat badan kambing. Maksimal pemberian pakan tambahan/rumput 15% dari berat badan kambing. Untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan kita bisa menambahkan vitamin dan premix yang banyak tersedia di toko peternakan. Berikan pakan secukupnya sebanyak 2x sehari pagi dan sore secara rutin agar kesehatan kambing tetap terjaga.
Untuk Air, berikan takaran 2 liter per ekor per hari nya. Tambahkan garam yodium secukupnya juga pada air minum.

AGRIBISNIS KAMBING PE DI KAB. BATANG

AGRIBISNIS KAMBING PE DI KAB. BATANG



Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesi yang kemungkinan memiliki prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti secara Ilmiah, anggapan yang berkembang di masyarakat adalah bahwa susu kambing dapat menyembuhkan berbagai penyakit pernafasan, seperti asma dan TBC. Oleh karena itu permintaan cenderung semakin meningkat dan harga yang masih cukup tinggi. Di sisi lain kambing perah dapat berperan ganda sebagai peghasil susu dan daging. Dari kebutuhan investasi, usaha kambing pernah memerlukan investasi jauh lebih kecil dibandingkan dengan sapi perah dan disamping ini relatif lebih mudah dalam manajemen.

Kambing perah yang banyak dikembangkan di Kabupaten Batang  adalah kambing peranakan Etawah (PE), yang umumnya masih lebih dominan sebagai sumber daging dibandingkan dengan sumber air susu. Susu kambing belum dikenal secara Iuas seperti susu sapi padahal memiliki komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak 2,8%) relatif lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8% dan lemak 5,0%. Disamping itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah sudah berada dalam keadaan homogen .

Pengembangan usaha kambing PE di Kabupaten Batang mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi, di karena daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Kabupaten Batang memiliki keunggulan komparatif dalam usaha peternakan kambing karena ketersediaan lahan luas diikuti oleh kemampuan penduduk dalam menangani ternak ini. Pengembagan kambing PE di kabupaten menyebar di bebrapa kecamatan diantaranya adalah kecamatan bandar, kecamatan Reban, Kecamatan Bawang, Limpung, Tersono, Subah dan Banyuputih. Di bawah Pembinaan dari Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP Kabupaten Batang ), pengembangan agribisnis Kambing PE di kembangkan melalui kelompok kelompok tani ternak.
Dalam Budidaya Kambing PE, hal hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut
1.         Pemilihan Indukan Kambing.
Langkah awal dalam budidaya kambing Peranakan Etawah adalah pemilihan indukan kambing. Memilih indukan yang bagus merupakan syarat mutlak yang harus di penuhi peternak dalam memulai usahanya. Dalam memilih indukan hal hal yang perlu di perhatikan adalah :
1.      Secara Fisik memiliki Postur tubuh terlihat kompak dengan dada yang dalam dan lebar, perhatikanlah garis punggung serta pinggang jika terlihat lurus maka kambing tersebut bisa dijadikan calon induk yang baik.
2.      Memiliki Kaki yang lurus serta tumitnya cukup tinggi.
3.      Perhatikan kelengkapan gigi, jika gigi kurang maka sudah pasti proses konsumsi pakan hijauan ternak akan tergangu, Untuk memastikannya cukup perhatikan ketika calon induk kambing etawa tersebut makan rumput atau hijauan jika terlihat lahap dan memiliki selera yang baik terhadap hijauan maka kambing etawa tersebut baik, salah satu cara tradisional untuk hal ini dengan melihat postur rahang kemungkinan besar rahang yang lebar dan rata antara atas dan bawah adalah ciri kambing yang baik.
4.      Induk yang baik memiliki ambing yang simetris antara kiri dan kanan.
5.      Kambing Yang Baik mempunyai Sifat jinak dan tenang merupakan salah satu ciri cikal bakal induk kambing etawa yang baik, jika yang anda lihat cukup agresif sebaiknya cari yang lain, sebab kambing yang agresif umumnya kurang baik dalam menyusui anak.
6.      Secara Genetis, kambing PE yang akan di jadikan sebagai  calon indukan di cari kambing dari keturunan kembar (betina-betina) karena sifat ini umunya akan menurun, sebaiknya hindari membeli kambing calon induk dari keturunan kembar jantan betina (freemartin).
7.      Kambing betina yang dilahirkan tunggal juga cukup baik dijadikan calon indukan asalkan kelahiran tunggal dari induk yang masih muda.
Nah itu tadi hal hal yang perlu di perhatikan dalam memilih indukan kambing PE yang di jadikan indukan.

1.    Pembuatan Kandang
Setelah pemirsa sudah mengenal kambing jantan dan betina, langkah selanjutnya dalam budidaya kambing PE adalah persiapan pembuatan kandang. Pada perinsipnya membangun kandang etawa adalah memiliki tujuan agar kambing etawa nyaman dan bisa bereproduksi secara normal.
Dalam membangun  kandang kambing etawa hendaknya memiliki fungsi sebagai berikut :
-          Kandang Kambing adalah tempat aktifitas kambing, seperti makan, tidur, kencing, minum dan lain sebagainya.
-          Kandang kambing sebagai tempat berlindung dari panas, hujan, dan terpaan angin.
-          Kandang kambing sebagai tempat berlindung dari pemangsa atau hewan penggangu lainya
-          kandang kambing sebagai pencegah liarnya kambing etawa, atau menghindarkan kambing untuk memakan dan merusak tanaman lain.
-          Kandang kambing sebagai tempat penjagaan dan pengawasan ternak
Membangun kandang kambing etawa memang agak lain dengan membangun kandang ternak seperti sapi atau kambing domba, karena ke unikan kambing etawa ini terlahir dari sebuah kebiasaan masyarakat di sekitar ternak itu berasal dari Kec Kaligesing Kab Purworejo.
Tentu melalui proses perkembangan serta uji kelayakan di lapangan yang cukup lama dan panjang, pembuatan kandang yang dilakukan para peternak di desa kami hingga kini melahirkan desain yang disepakati oleh sebagian besar peternak di lingkungan saya.
Kandang Kambing Etawa biasanya dibuat berpanggung dengan tujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah melalui sela lantai panggung (tataban), hal ini disebabkan karena kotoran dan air kencing akan menganggu kesehatan ternak jikala bersentuhan langsung dengan kaki kambing.
Lantai bawah panggung biasanya juga merupakan tempat mengumpulkan kotoran kambing yang bisa digunakan menjadi pupuk, bahkan beberapa teman peternak yang sudah maju biasanya membuat lantai ini dengan disemen (lantai) dan dibuat kemiringan agar supaya kotoran mudah mengumpul, bahkan ada juga yang didesain untuk mengumpulkan air kencing kambing yang juga sebagai pupuk.
Membangun kandang kambing etawa memang sebaiknya tidak terlalu dekat dengan pemukiman namun jikala terpaksa juga tidak terlalu riskan karena jika kita rajin membersihkan dan dengan sanitasi kandang yang baik tidak menimbulkan bau yang menganggu, kebanyakan peternak di lingkungan saya juga membangun tidak jauh dari rumah, namun jikala anda membangun dengan tujuan untuk memelihara dalam jumlah banyak tentu harus di perhitungkan lebih matang.
Untuk skala pemeliharaan dalam jumlah kecil di bawah sepuluh ekor tentu sangat sederhana dan murah, karena pada perinsipnya se ekor kambing membutuhkan luas 1,5 m untuk ruang geraknya .
Membangun kandang etawa memang harus dibatasi, tentu agar membatasi ruang gerak yang berlebihan, karena jika berlebihan gerak kambing jenis ini akan lama perkembangannya.
Kenapa kandang etawa harus disekat….?
Membuat kandang kambing etawa memang harus disekat antara kambing satu dengan yang lain kambing ras etawa biasanya beradu jika dikelompokan lebih dari 2 ekor yang tidak se induk.
Kandang kambing ini harus memiliki pemisah (sekat) sebab kambing ini memang harus dipisah dari pejantan (trus kapan kawinnya hahaha nanti kita bahas lain postingan tentang siklus birahi dan mengawinkan kambing etawa)
Membuat kandang kambing etawa haruslah memiliki tempat yang tidak terlalu banyak angin karena kambing jenis ini mudah kembung atau memiliki kelemahan tidak tahan terhadap tiupan angin yang terlalu kencang namun harus memiliki ventilasi yang cukup.