Thursday, April 21, 2016

IPKINDO JATENG ADAKAN BHAKTI SOSIAL DI CLAPAR BANJARNEGARA

(video amatir) detik detik longsor di clapar Banjarnegara tahun 2016

IPKINDO JATENG Adakan Bhakti Sosial di Lokasi Bencana desa CLAPAR - BANJARNEGARA




           BANJARNEGARA - Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesa (IPKINDO) DPW Jawa tengah sepanjang Kamis (21/04) melaksanakan kegiatan Bakti Sosial di wilayah bencana longsor Desa Clapar, Kecamatan Madukara. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian bantuan berupa uang dan barang, trauma healing, dan bergotong royong bersama di lokasi bencana dan di wilayah empat RT. Demikian disampaikan oleh Ketua Ipkindo DPW Jateng, Susilo, di sela-sela kegiatan.
“Kegiatan ini dilaksanakan merupakan amanat dari Rapat Ipkindo belum lama ini di Kabupaten Temanggung. Tujuannya satu yaitu ingin meringankan saudara sudara kita yang sedang mendapat musibah” katanya.
Bantuan uang yang diserahkan besarnya Rp 10 juta. Selain bantuan uang, sambungnya, diserahkan juga bantuan barang untuk membantu keperluan hidup warga terkena bencana. Semua bantuan tersebut langsung diserahterimakan pada warga terkena bencana. Namun untuk praktisnya, dilakukan secara simbolis dengan melakukan serah terima kepada Kades Clapar untuk diteruskan pada warga.
“Tidak hanya bantuan materi berupa uang dan barang. Ipkindo juga memberikan bantuan pendampingan psikis beruta kegiatan Trauma Healing. Sasarannya adalah anak-anak usia PAUD hingga SD dan Ibu-ibu” katanya.
Tujuan kegiatan trauma healing, lanjutnya, adalah untuk mengembalikan semangat mereka agar segera melupakan kejadian bencana dan sesegera mungkin kembali ke aktivitas normalnya. Anak-anak kembali bersekolah dengan ceria sebagaiman sebelum bencana, serta Ibu-ibu tanpa takut dihantui bencana kembali ke dapur melakukan aktivitas memasak ataupun membantu suami di ladang.
“Berdasar data yang kami terima, peserta trauma healing untuk anak PAUD berjumlah 23 orang, anak-anak usia SD 70 orang, dan Ibu-ibu berjumlah 30 orang” katanya.
Bersamaan dengan aktivitas trauma healing, imbuhnya, Ipkindo bersama warga melakukan gotong royong membersihkan puing dan membersihkan lingkungan di wilayah empat RT. Hadir pada kegiatan ini, lanjutnya, Sekcam Kecamatan madukara, Kasi Kedaruaratan dan logistik BPBD, dan Danramil Kecamatan Madukara.
“Bakti sosial ini diikuti oleh 135 relawan Ipkindo yang berasal Bakorluh dan 9 Kabupaten di Jawa Tengah yaitu sepuluh Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Batang, Purbalingga, Pekalongan, Purworejo, Banyumas, dan Kebumen” katanya.
Berkait dengan bantuan pada warganya ini, Kades Clapar Somad mengucapakan banyak terimakasih kepada IPKINDO.
“Bantuan yang diberikan sangat berarti dan membantu sekali warga yang terkena bencana. Semoga dengan bantuan ini masyarakat desa Clapar segera dapat pulih dan melakukan aktivitas seperti sediakalanya” katanya. (**--eko br) S
Sumber : http://jatengprov.go.id/id/newsroom/ipkindo-jateng-bantu-korban-tanah-longsor-di-desa-clapar







Wednesday, April 20, 2016

PENGENDALIAN HAMA ULAT KANTONG PADA TANAMAN SENGON

               PENGENDALIAN HAMA ULAT KANTONG

Tanaman sengon merupakan komoditas tanaman kayu rakyat yang paling populer di Pulau Jawa . Selain pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh di berbagai tempat juga harga jualnya cukup tinggi untuk mendukung pendapatan petani. Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Penanaman  sengon dalam skala luas dan mengarah pada kondisi tegakan monokultur berakibat adanya serangan hama penyebab penyakit. Hama utama di lapangan yang menyerang tanaman sengon salah satunya adalah ulat kantong. Hama ini diketahui bersifat polifag dan pada umumnya merupakan hama minor terhadap inang meskipun pernah dilaporkan terjadinya ledakan pada sengon (Nair dan Mathew, 1992). Ulat kantong menyerang daun sengon dengan memakan daging daun muda sampai daun tua, sehingga daun menjadi kering dan lama kelamaan daun gugur. Pada serangan yang berat, ulat kantong memakan kulit cabang dan ranting sehingga cabang menjadi kering dan akhirnya patah. Kondisi ini dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman bahkan dapat mengakibatkan kematian apabila terjadi serangan berat.
Cara –cara pengendalian Hama Ulat Kantong antara lain :
1.    Pengendalian  menggunakan Pestisida nabati.
Pengendalian hama ulat kantong juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida alami.  Berupa campuran 1 kg daun dan batang tembakau yang dihancurkan, ditambah 1 sendok teh sabun colek dan 15 liter air.  Campuran tersebut direndam selama 24 jam.  Setelah itu campuran disaring dan siap untuk disemprotkan.penyemprotan dilakukan pada waktu sore ketika ulat tersebut keluar dari kantong ketika mau makan karena kalau pagi atau siang ulat kantong ada di dalam kantong sehingga ulat insektisida tidak mengenai ulatnya.

2.    Pengendalian secara kimia
Pengendalian hama ulat kantong juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia.  Pengendalian hama ulat kantong dengan menggunakan insektisida.  Misalnya virtako, ambush, dessin, bomber, karate dan lainnya..penyemprotan dilakukan pada waktu sore ketika ulat tersebut keluar dari kantong ketika mau makan karena kalau pagi atau siang ulat kantong ada di dalam kantong sehingga ulat insektisida tidak mengenai ulatnya.
Dari cara pengendalian diatas, cara pengaplikasiannya sebagai berikut :
·         Pada tanaman yang masih muda dapat dilakukan penyemprotan menggunakan hand sprayer.
·   Untuk menjangkau tanaman yang tinggi sebaiknya di gunakan motor power sprayer.

·    Baik pestisida nabati maupun pestisida kimia, dapat di aplikasikan menggunakan  infus pada batang tanaman maupun akar tanaman.

TEKNIK PENGENDALIAN KARAT FURU PADA TANAMAN SENGON

PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT TUMOR ( Rust gall )

PADA TANAMAN SENGON ( Paraserianthes falcataria )


Sengon merupakan Tanaman yang paling digemari petani  hutan Rakyar, terutama di wilayah pulau  Jawa. Selain mempunyai nilai ekonomi tinggi dan relatif stabil, sengon dinilai mudah tumbuh dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk siap dipanen. Namun demikian, dalam Budidaya Tanaman segon ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Hama tanaman ini kalau tidak di kendalikan maka akan merugikan petani. Karena hama penyakit ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman sengon. Dan bahkan dalam serangan yang sporadis dapat menimbulkan kematian tanaman.
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman sengon adalah Penyakit Karat Tumor.
Penyebab penyakit karat tumor pada sengon adalah jenis fungi Uromycladium tepperianum . jenis fungi ini masuk dalam divisio Basidiomycota, kelas Urediniomycetes, ordo Uredinales, famili Pileolariaceae . Ordo Uredinales umumnya dianggap parasit obligat ( hanya dapat tumbuh dan berkembang biak pada jaringan hidup ). Ciri khas ordo Uredinales adalah dapat membentuk 5 macam spora yang terdiri dari permogonium (piknium) menghasilkan spora yang disebut spermatium ( pikniospora ), Aesium menghasilkan aesiospora, uredium menghasilkan urediospora, telium menghasilkan teliospora dan promiselium ( basidium ) menghasilkan sporidium ( basidiopsora ).

 

 
Penyakit karat tumor pada cabang dan batang utama tanaman sengon

Gejala yang khas dari serangan penyakit karat tumor pada sengon, yaitu adanya gejala hiperplasia ( pertumbuhan lebih ) pada bagian tumbuhan yang terserang. Gejala penyakit diawali dengan adanya pembengkakan lokal ( tumefaksi ) di bagian tanaman yang terserang ( daun, cabang, dan batang ). Lama kelamaan pembengkakkan berubah menjadi benjolan - benjolan yang kemudian menjadi bintil - bintil kecil atau disebut tumor ( gall ), tumor yang timbul mempunyai bentuk bervariasi mulai bulat sampai tidak beraturan dengan diameter mulai dari beberapa milimeter sampai lebih besar dari 10 cm. Tumor tersebut dapat berkelompok atau menyebar pada bagian yang terserang. Tumor yang masih muda berwarna hijau kecoklat - coklatan muda yang diselimuti oleh lapisan seperti tepung berwarna agak kemerah - merahan yang merupakan kumpulan dari sporanya, sedangkan tumor yang tua berwarna coklat kemerah - merahan sampai hitam dan biasanya tumor sudah keropos berlobang serta digunakan sebagai sarang semut / serangga. Apabila yang terserang penyakit bagian tangkai daun majemuk atau tajuk maka bagian tersebut agak membengkok karena adanya penebalan dan pembengkakan kemudian tajuk daun menggulung berubah bentuk ( malformasi ) tanpa daun lagi. Jika tanaman mengalami serangan yang parah, maka seluruh bagian tanaman dipenuhi oleh tumor, kemudian daun mengering mengalami kerontokan, diikuti oleh batang dan cabang pohon dan akhirnya tanaman mati.
Metode Pengendalian Penyakit
Ada beberapa cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit karat tumor antara lain penemprotan dengan pelaburan bubur belerang, pestisida nabati dan yang terbaru adalah pengolesan dengan menggunakan ter.
1.     Bubur Belerang
o    Larutan / bubur garam : 5 kg kapur + 0,5 kg garam  + air 5-10 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian disemprot / dioles dengan larutan / bubur garam.
o    Larutan / bubur belerang : 1 kg kapur + 1 kg belerang + air 10-20 liter  diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot / dioles larutan / bubur belerang.

2.     Pestisida Nabati
Yaitu suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam misalnya tumbuhan. Pestisida nabati merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama tanpa bahan kimia. Selain itu penggunaan pestisida ini dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan karena sudah tersedia di alam sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati juga digunakan untuk meminimalisir penggunaan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan. Bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan untuk pestisida nabati ada pada tanaman-tanaman famili Meliaceae (misalnya mimba), Annonaceae (misalnya sirsak), Rutaceae, Asteraceae, Labiateae dan Canellaceae. Adapun bahan yang akan kita gunakan adalah : Gadung, picung, akar tuba (oyot jenu ), Kulit sengon jawa, daun suren, mindi, daun sirsak, klirisidi ( gamal ), tembakau dan bambu apus.
Pembuatan :
·           Gadung dan tunas bambu apus di parut
·           Bahan lainnya di tumbuk sampai halus.
·           Dicampur dalam satu wadah dan diaduk sampai rata
·           Tutup wadah tersebut selama 25 hari, dan disaring 2 kali.
Aplikasi :
Dosis yang digunakan adalah 10 – 15 cc untuk 1 liter air. Penyemprotan pertama dilakukan setiap 2 minggu sekali apabila serangan sangat parah, dan bisa dikurangi intensitasnya sampai 2 bulan sekali apabila serangan sudah bisa ditanggulangi.
3.     Ter
Ter adalah material berwarna coklat atau hitam berbentuk cair atau semi padat, dengan unsur utama bitumen sebagai hasil kondensat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak bumi atau material organik lainnya.
Fungsi utama dari ter adalah untuk menutup luka pada tanaman. Menurut hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa UGM Yogyakarta Ter efektif menekan 100% munculnya kembali gejala tumor selama 1 bulan. Setelah 6 bulan tidak dilabur ter, intensitas tumor yang muncul sebesar 32,13% (efektivitas ter menurun sebesar 74,37% menjadi 25,63%). Intensitas miselia pada batang yang dilabur ter dan tidak muncul tumornya kembali setelah 6 bulan tanpa dilabur di bagian atas kerokan (8,42%-26,05%) secara nyata cenderung lebih rendah, tengah (5,98%-21,86%) dan bawah (10,02%-32,43%) cenderung sama dibandingkan kontrol (tanpa dilabur ter).
Aplikasi : Dilabur / dioles pada serangan sampai betul betul tertutup rapat. Dilakukan setiap 6 bulan sekali.
ini contoh yang telah di lakukan pengolesan tir di kelompok tani Bhakti Makmur desa Wonomerto kec. Bandar Kabupaten Batang :


Demikian tadi sekilas tentang Penyakit Karat tumor dan Cara Pengendaliannya mudah mudahan bermanfaat dan menjadikan inspirasi kepada petani hutan rakyat sengon dalam melaksankan Budidayanya.