Wednesday, January 2, 2019

Cara membuat leafleat, folder, dan brosur


Cara membuat leafleat, folder, dan brosur

1.   LEAFLET   Adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan pertanian dalam bentuk lembaran informasi pertanian yang disajikan dalam selembar kertas berisikan uraian materi informasi pertanian, penampilan lembar leaflet tanpa ada pelipatan kertas.
v Pada bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan.
v Pada bagian lembar belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan leaflet.
v  Isi materi informasi  yang disampaikan melalui leflet harus singkat, jelas dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan mengunakan kalimat yang sederhana.
v Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet sangat dianjurkan pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang akan memperjelas materi tulisan.
v Leaflet dapat disampaikan kepada petani saat kegiatan kursus tani ,demonstrasi, karya wisata dan sebagainya.

2.    FOLDER adalah media informasi penyuluh  yang disajikan secara lembaran informasi dengan bentuk lembaran kertas yang dilipat – lipat secara teratur mulai dari dua lipatan kertas sampai pada belasan lipatan kertas tergantung dari lebar kertas yang digunakan.
Ø Umumnya folder yang digunakan untuk penyulahan terdiri dari 3 (Tiga) lipatan kertas, dengan penyajian uraian materi yang berkesimbungan dari masing – masing lipatan kertas.
Ø Materi informasi  yang disampaikan melalui folder harus berupa tulisan yang berisikan uraian singkat sistimatis tentang suatu masalah,
Ø penulisan folder pada prinsipnya tidak berbeda dengan penulisan leaflet  yang agak berbeda adalah cara penyajian pokok-pokok pembahasan yang pada folder disajikan lebih mendetail dan sisitimatis dibandingkan leaflet dengan penyajian disesuaikan dengan kebutuhan.
Ø Penyajian ilustrasi gambar pada folder sangat dianjurkan dengan gambar yang sederhana dan di berikan warna.
Ø Penyampaian folder kepada sasaran dapat dilakukan pada saat kegiatan kursus tani, demonstrasi, karya wisata dan dapat juga digunakan sebagai bahan diskusi kelompok pada saat kegiatan pertemuan kelompok.

3.    BROSUR adalah salah satu media informasi penyuluhan  yang disampaikan dalam bentuk kemasan buku tipis dengan jumlah lembaran maximal 60 halaman, berisikan uraian singkat, padat dan merupakan pedoman praktis  yang dapat menjadi acuan petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan.
ü Tulisan pada brosur harus sistimatis dan berisikan uraian yang tuntas,jelas,singkat dan padat.
ü Penyajian brosur yang menarik harus dilengkapi dngan foto dan gambar.
ü Brosur selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi pembaca brosur juga dapat digunakan sebagai sumber bacaan pada kursus tani dan pertemuan kelompok tani.

4.    Majalah Adalah media massa cetak yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk penulisan untuk materi penyuluhan  dengan dikemas dalam bentuk tulisan feature.
·      Isi materi informasi  yang disampaikan melalui majalah adalah tulisan feature yang harus selesai informasinnya dan dapat dengan mudah difahami oleh sasaran pembaca (masyarakat umum).
·      Feature adalah tuturan mengenai fakta, kejadian, peristiwa atau proses, disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya atau cara kerjanya.
·      Majalah biasanya terbit secara periodik secara bulanan maupun triwulan.

5.    Bulletin adalah Media massa cetak yang satu ini mempunyai sifat penulisan yang tidak jauh beda dengan majalah, perbedaan nyata dari bulletin dengan majalah ada sasaran yang akan digarap.
ü Umumnya bulletin akan menggarap sasaran pada suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam satu unit organisasi.
ü Isi materi informasi yang disampaikan dalam bulletin harus terkait sesuai kebutuhan materi yang diperlukan anggota unit organisasi.
ü Penyajian informasi pada bulletin dapat juga didukung dengan adanya foto.

6.    Surat Kabar adalah Media massa cetak yang terbit harian.
Ø informasi penyuluhan  yang disampaikan dalam surat kabar harus berupa motivasi anjuran dan mengingatkan kembali tentang suatu peristiwa,
Ø informasi yang disampaikan adalah yang baru bagi pembacaanya.

7.    Poster merupakan barang cetakan dengan ukuran relatif besar yang ditempel ditembok, pohon atau direntangkan di pinggir/tengah jalan.
Ø Poster lebih banyak berisi gambar.
Ø Poster dimaksudkan untuk mempengaruhi perasaan/sikap dan pengalaman sasaran pada tahapan sadar dan minat.

8.    Flipchart atau peta singkap, adalah sekumpulan poster selebar kertas koran, yang digabungkan menjadi satu.

9.    Photo, dimaksudkan untuk mengenalkan inovasi atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan/keunggulan satu inovasi yang ditawarkan.


BUDIDAYA TANAMAN SENGON
(Albazia falcataria)
Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut : Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore) Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas, papan pengecoran semen  dan lain-lainnya. 
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.  Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Pembibitan Sengon
a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
  • Kulit bersih berwarna coklat tua
  • Ukuran benih maksimum
  • Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
  • Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
  • Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
  • Jarak tanam 3 x 2 meter
  • Satu lubang satu benih sengon
  • Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
  • Daya tumbuh 60 %
  • Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
  • Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %
  • Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
  • Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
  • Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.
Pembibitan
a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
  • Kulit bersih berwarna coklat tua
  • Ukuran benih maksimum
  • Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
  • Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
  • Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
  • Jarak tanam 3 x 2 meter
  • Satu lubang satu benih sengon
  • Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
  • Daya tumbuh 60 %
  • Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
                             c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
                            d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
  • Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %
  • Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
  • Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
  • Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan. 

Langkah-Langkah Penyemaian Benih
Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
  • Benih
  • Bedeng tabur/bedeng kecambah
  • Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
  • Peralatan penyiraman
  • Tersedianya air yang cukup
  • dan sebagainya.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.  
  1. Penyapihan Bibit
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
  • Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
  • Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
  • Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
  • Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.
  • Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
  • Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
  • Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai berikut :
Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
  • Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
  • Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
  • Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata. 
2.      Penyiapan Lahan.
a)  Penyiapan lahan  di lahan HTR dengan tujuan agar system tanam di lahan yang akan digarap dapat dilakukan secara rotasi dari tahun ke tahun. Dengan demikian perlu diperhitungan jenis tanaman, luas lahan garapan dan peride tanam yang dilakukan. (lihat system budidaya di HTR).
b)   Pengolahan tanah justru lebih diarahkan untuk penyiapan untuk tanaman sela. Lahan THR pada umumnya adalah lahan ladang maka sistem pengolahan yang digunakan adalah berbentuk guludan/ bedengan Pembersihan lahan bertujuan untuk membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
c)  Penentuan jarak tanam untuk tanaman sengon didasarkan pada system tumpangsari dengan tanaman pangan. Tujuan sistem ini agar selama menunggu panen ada pendapatan dari lahan budidaya. Untuk memperoleh tujuan tersebut, maka penentuan jarak tanah dimulai dari awal. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 4 meter x 4 meter atau 700 pohon per hektar, atau 3 meter x 3 meter atau 1200 pohon per hektar. Untuk membantu penataan jarak tanam maka digunakan ajir. Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
  1. Penanaman.
a)      Untuk tahun pertama dilakukan penanamani komodite tanaman hutan dan komodite tanaman sela. Untuk tahun 2, 3 dan 4 di lahan sama masih dilakukan tumpangsari dan diusahakan 2 kali dalam 1 tahun.
b)      Sebelum penamanan, disemprot/ disiram dahulu pupuk hayati Bio P 2000 Z (1 liter pupuk hayati Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air dicampur dan disiramkan atau disemprotkan secara merata dalam 1 ha). Tujuannya sebagai perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan sebagai pengelola unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
c)      Penanaman bibit tanaman hutan harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. Penamanan diupayakan pada musim penghujan.
d)     Penanaman tanaman sela dilakukan sesuai dengan komodite yang dipilih.
  1. Pemeliharaan
Program HTR dengan system budidaya tumpangsari maka pada tahun 1 sampai tahun ke 3 pemeliharaan dilakukan bersama-sama tanaman sela. Pemeliharaan seperti pendangiran, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit dan lain-lain dilakukan pada tanaman sela. Perlakukan untuk hutan  yang penting adalah:
a.       Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
b.      Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
c.       Untuk tahun 4, tahun ke 5 dan tahun ke 6  pemeliharaan tanaman sengon yaitu memberikan pupuk hayati Bio P 2000 Z  dengan dosis 4 kali per hektar.
Dosis dan jadwal yang dilakukan penggunaan pupuk adalah:
Jadwal
Penggunaan Bio P 2000 Z
+ Phosmit
Penggunaan pupuk
an organik
Oktober
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Januari
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
April
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Juli
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Oktober
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Dst
Dst
dst
  1. Panen
    Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu setelah berumur 6 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama enam tahun. Panenan dilakukan dengan cara tebang habis. Yaitu seluruh tanaman ditebang dan memulai kembali dengan penanaman baru.