PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT TUMOR ( Rust gall )
PADA TANAMAN SENGON ( Paraserianthes
falcataria )
Sengon merupakan Tanaman yang paling digemari petani hutan
Rakyar, terutama di wilayah pulau Jawa. Selain mempunyai nilai ekonomi tinggi dan relatif stabil, sengon dinilai mudah tumbuh dan tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk siap dipanen. Namun demikian, dalam
Budidaya Tanaman segon ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Hama tanaman ini kalau tidak di kendalikan maka akan merugikan petani. Karena
hama penyakit ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman sengon. Dan bahkan dalam
serangan yang sporadis dapat menimbulkan kematian tanaman.
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman sengon adalah Penyakit
Karat Tumor.
Penyebab penyakit karat tumor pada sengon adalah jenis
fungi Uromycladium tepperianum . jenis fungi ini masuk dalam divisio
Basidiomycota, kelas Urediniomycetes, ordo Uredinales, famili Pileolariaceae . Ordo
Uredinales umumnya dianggap parasit obligat ( hanya dapat tumbuh dan berkembang
biak pada jaringan hidup ). Ciri khas ordo Uredinales adalah dapat membentuk 5
macam spora yang terdiri dari permogonium (piknium) menghasilkan spora yang
disebut spermatium ( pikniospora ), Aesium menghasilkan aesiospora, uredium
menghasilkan urediospora, telium menghasilkan teliospora dan promiselium ( basidium
) menghasilkan sporidium ( basidiopsora ).
|
||||
Penyakit
karat tumor pada cabang dan batang utama tanaman sengon
Gejala yang khas dari serangan penyakit karat tumor pada
sengon, yaitu adanya gejala hiperplasia ( pertumbuhan lebih ) pada bagian
tumbuhan yang terserang. Gejala penyakit diawali dengan adanya pembengkakan
lokal ( tumefaksi ) di bagian tanaman yang terserang ( daun, cabang, dan batang
). Lama kelamaan pembengkakkan berubah menjadi benjolan - benjolan yang
kemudian menjadi bintil - bintil kecil atau disebut tumor ( gall ),
tumor yang timbul mempunyai bentuk bervariasi mulai bulat sampai tidak
beraturan dengan diameter mulai dari beberapa milimeter sampai lebih besar dari
10 cm. Tumor tersebut dapat berkelompok atau menyebar pada bagian yang
terserang. Tumor yang masih muda berwarna hijau kecoklat - coklatan muda yang
diselimuti oleh lapisan seperti tepung berwarna agak kemerah - merahan yang
merupakan kumpulan dari sporanya, sedangkan tumor yang tua berwarna coklat
kemerah - merahan sampai hitam dan biasanya tumor sudah keropos berlobang serta
digunakan sebagai sarang semut / serangga. Apabila yang terserang penyakit
bagian tangkai daun majemuk atau tajuk maka bagian tersebut agak membengkok
karena adanya penebalan dan pembengkakan kemudian tajuk daun menggulung berubah
bentuk ( malformasi ) tanpa daun lagi. Jika tanaman mengalami serangan
yang parah, maka seluruh bagian tanaman dipenuhi oleh tumor, kemudian daun
mengering mengalami kerontokan, diikuti oleh batang dan cabang pohon dan
akhirnya tanaman mati.
Metode Pengendalian Penyakit
Ada beberapa
cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit karat tumor antara lain
penemprotan dengan pelaburan bubur belerang, pestisida nabati dan yang terbaru
adalah pengolesan dengan menggunakan ter.
1.
Bubur Belerang
o
Larutan / bubur garam : 5 kg kapur + 0,5 kg garam + air
5-10 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan
dari gallnya, kemudian disemprot / dioles dengan
larutan / bubur
garam.
o
Larutan / bubur belerang : 1 kg kapur + 1 kg belerang + air
10-20 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang
dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot / dioles larutan / bubur belerang.
2.
Pestisida Nabati
Yaitu suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
alam misalnya
tumbuhan. Pestisida
nabati merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama
tanpa bahan kimia. Selain itu penggunaan pestisida ini dapat meminimalkan biaya
yang dikeluarkan karena sudah tersedia di alam sekitar kita. Penggunaan pestisida
nabati juga digunakan untuk meminimalisir penggunaan bahan kimia yang dapat
merusak lingkungan. Bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan untuk pestisida nabati
ada pada tanaman-tanaman famili Meliaceae (misalnya mimba), Annonaceae
(misalnya sirsak), Rutaceae, Asteraceae, Labiateae dan Canellaceae. Adapun bahan
yang akan kita gunakan adalah : Gadung, picung, akar tuba (oyot jenu ), Kulit
sengon jawa, daun suren, mindi, daun sirsak, klirisidi ( gamal ), tembakau dan
bambu apus.
Pembuatan :
·
Gadung dan tunas bambu apus di parut
·
Bahan lainnya di tumbuk sampai halus.
·
Dicampur dalam satu wadah dan diaduk sampai rata
·
Tutup wadah tersebut selama 25 hari, dan disaring 2 kali.
Aplikasi :
Dosis yang digunakan adalah 10 – 15 cc untuk 1 liter air.
Penyemprotan pertama dilakukan setiap 2 minggu sekali apabila serangan sangat
parah, dan bisa dikurangi intensitasnya sampai 2 bulan sekali apabila serangan
sudah bisa ditanggulangi.
3.
Ter
Ter
adalah material berwarna coklat atau hitam berbentuk cair atau semi padat, dengan
unsur utama bitumen sebagai hasil kondensat dalam destilasi destruktif dari
batubara, minyak bumi atau material organik lainnya.
Fungsi utama
dari ter adalah untuk menutup luka pada tanaman. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan mahasiswa UGM Yogyakarta Ter efektif menekan 100% munculnya kembali gejala tumor
selama 1 bulan. Setelah 6 bulan tidak dilabur ter, intensitas tumor yang muncul
sebesar 32,13% (efektivitas ter menurun sebesar 74,37% menjadi 25,63%).
Intensitas miselia pada batang yang dilabur ter dan tidak muncul tumornya
kembali setelah 6 bulan tanpa dilabur di bagian atas kerokan (8,42%-26,05%)
secara nyata cenderung lebih rendah, tengah (5,98%-21,86%) dan bawah (10,02%-32,43%)
cenderung sama dibandingkan kontrol (tanpa dilabur ter).
Aplikasi
: Dilabur / dioles pada serangan sampai betul betul tertutup rapat. Dilakukan
setiap 6 bulan sekali.
ini contoh yang telah di lakukan pengolesan tir di kelompok tani Bhakti Makmur desa Wonomerto kec. Bandar Kabupaten Batang :
Demikian
tadi sekilas tentang Penyakit Karat tumor dan Cara Pengendaliannya mudah mudahan
bermanfaat dan menjadikan inspirasi kepada petani hutan rakyat sengon dalam
melaksankan Budidayanya.
No comments:
Post a Comment