Thursday, May 5, 2016

Makalah Budidaya Jamur Tiram

JAMUR TIRAM


Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur tiram memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi serta menjadi tujuan dari budidaya. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha budidaya benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama jamur tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman. Persiapan matang membantu menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan jamur tiram sehingga menunjang keberhasilan budidaya. Langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya membuat rumah kumbung baglog, rak baglog, menyediakan bibit, serta menyediakan peralatan budidaya.
Usahakan selama budidaya menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya untuk jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaatkan peralatan dapur.

NUTRISI DAN MEDIA TANAM JAMUR TIRAM

Nutrisi sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk melangsungkan setiap proses kehidupannya, tak terkecuali jamur tiram. Pada budidaya jamur tiram, jamur memperoleh nutrisi dari serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji ini berfungsi sebagai media tempat tumbuh. Bahan serbuk gergaji yang baik dapat diperoleh dari bahan kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen. Dalam kayu keras mengandung selulose dalam jumlah banyak dimana solusose ini sangat dibutuhkan oleh jamur tiram. Beberapa jenis kayu keras yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam antara lain dari kayu sengon, kayu kampung, atau kayu mahoni. Serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur tiram dapat diperoleh dari tempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media, perlu dilakukan pengomposan terlebih dahulu pada serbuk gergaji agar dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga tersedia serta mudah dicerna oleh jamur tiram. Proses pengomposan serbuk gergaji kayu ini dapat dilakukan dengan cara menutup serbuk gergaji kayu menggunakan plastik atau terpal selama kurang lebih 1 sampai 2 hari. Jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50°C berarti pengomposan telah berlangsung baik.
Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh juga terdiri dari bekatul (dedak) halus, tepung jagung, kompos, kapur dan air. Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat serta penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Pastikan bekatul atau dedak maupun tepung jagung masih baru agar media dalam keadaan steril. Penggunaan bahan media yang sudah lama dikhawatirkan pada bahan tersebut sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak dikehendaki (terkontaminasi). Substrat dedak/bekatul atau tepung jagung sebenarnya berfungsi sama sehingga jika bahan yang dibutuhkan sulit diperoleh dapat dipilih salah satunya saja. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan kualitas hasil jamur tiram yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut hampir sama. Akan tetapi penggunaan dedak dirasa lebih efisien. Penggunaan dedak (bekatul) dapat menekan biaya produksi, selain harganya lebih murah juga mudah didapat karena selama ini dedak masih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Pemberian kapur (CaCo3) pada media selain berfungsi untuk mengatur keasaman media tanam juga berfungsi sebagai sumber mineral. Keasaman yang sebabkan oleh miselium jamur ini dapat dinetralisir oleh kalsium dalam kapur, sehingga pemberian kapur pada media tanam sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Adapun komposisi media semai jamur tiram terdiri dari serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10kg; kompos 0,5kg; kapur (CaCo3) 0,5kg; serta air 50-60%. Media tanam kemudian diletakkan dalam kantong plastik bening tanah panas (PE 0,002) berukuran 20cm x 30cm.

STERILISASI BAHAN DAN BAGLOG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Proses sterilisasi media tanam penting dilakukan mengingat budidaya jamur disamping membutuhkan lingkungan budidaya yang selalu bersih juga media tanam yang benar-benar steril agar hasil panen dapat mencapai optimal serta proses budidaya jamur tiram menghasilkan keuntungan tinggi. Proses sterilisasi media tanam ini meliputi sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog. Sterilisasi bahan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100°C. Sterilisasi ini berlangsung selama 6-8 jam untuk diperoleh hasil lebih baik, dengan melakukan pemanasan diharapkan mikroorganisme pengganggu dapat ditekan, selain itu juga bertujuan mengurangi kadar air. Bahan-bahan yang disterilisai berupa serbuk gergaji kayu dan dedak (bekatul). Sebelum dimasukkan ke dalam oven, serbuk gergaji kayu dan dedak ini di campur menjadi satu terlebih dahulu kemudian ditambahkan air bersih sekitar 50-60%, campur bahan hingga benar-benar rata serta kalis agar mudah dikepal. Penambahan air ini berfungsi membantu proses penyerapan nutrisi oleh miselium.

Kemudian bahan-bahan steril tadi dimasukkan ke dalam plastik sambil ditekan-tekan sedikit demi sedikit, perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan yang dimasukkan harus sepadat mungkin untuk mengoptimalkan hasil. Semakin padat bahan dalam kantong plastik maka semakin banyak pula hasil produksi jamur tiram, untuk itu pastikan bahwa pemasukan bahan-bahan harus benar-benar padat. Tambahkan cincin paralon atau potongan bambu pada bagian atas kantong plastik terlebih dahulu sebelum akhirnya ditutup menggunakan sumbat kapas dan diikat dengan karet tahan panas.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Drum Minyak
Sterilisasi baglog menggunakan drum memiliki keuntungan lebih murah jika dibandingkan dengan sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer sehingga dapat menekan biaya produksi. Namun membutuhkan waktu lama dalam proses sterilisasinya. Selain itu, drum minyak pun harus berkapasitas besar agar dapat menampung kurang lebih 50 baglog agar lebih menghemat waktu sehingga juga dapat menekan biaya produksi. Cara sterilisasi baglog menggunakan cara ini sebenarnya juga cukup mudah, yaitu cukup memanaskannya di atas kompor minyak atau api. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemanasan sekitar 8 jam.

PENDINGINAN

Setelah melakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog, langkah selanjutnya adalah proses pendinginan. Pada poses ini, baglog yang sudah disterilisasi tadi, yaitu selama 15 menit untuk sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer dan 8 jam untuk sterilisasi menggunakan drum, baglog harus didinginkan sebelum dilakukan penanaman. Pastikan baglog sudah menjadi dingin terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman, baru setelah benar-benar dingin kemudian dilakukan penanaman bibit jamur tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN JAMUR TIRAM

Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus tetap terus dijaga serta lebih ditingkatkan. Persiapan sebelum melakukan penanaman jamur tiram terutama sekali adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat, tempat, maupun tenaga kerja. Tempat penanaman jamur tiram harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan disinfektan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan sehingga budidaya jamur tiram semakin optimal. Alat yang akan digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol serta dipanaskan terlebih dahulu. Selain itu, tanaga kerja juga dianjurkan untuk memakai masker penutup terutama penutup hidung dan mulut sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri (mikroorganisme pengganggu) melalui mulut maupun hidung tenaga kerja dapat diminimalisir.

PENANAMAN JAMUR TIRAM

Penanaman jamur tiram dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama proses ini perlu diperhatikan suhu serta kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan miselium jamur tiram, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 23-28°C, dengan suhu udara optimun pada 25°C. Siram lantai menggunakan air atau semprot lokasi menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik dan berangin. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal. Atur juga sirkulasi udara pada tempat budidaya jamur agar jamur tiram tetap mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang sirkulasi udara jika angin sedang bertiup kencang. Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif untuk menopang pertumbuhan jamur tiram

PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

Seperti halnya dalam budidaya lain, pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting. Dalam hal ini, pemeliharaan selama budidaya adalah mengenai pengendalian hama penyakit jamur tiram. Hal ini penting sekali mengingat hama penyakit pasti selalu menyerang pada setiap budidaya apa saja terutama di bidang pertanian. Meskipun saat pembuatan baglog sampai penanaman semua media maupun tempat sudah disterilisisai, namun hama penyakit pasti selalu datang di setiap fase. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, meminimalisir resiko serta mengendalikan hama penyakit adalah langkah-langkah paling tepat.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Serangan hama dan penyakit antara tempat satu dengan tempat lainnya pada budidaya jamur tiram berbeda-beda, cara pengendalian hama dan penyakit ini pun tentunya tidak sama, tergantung jenis hama maupun penyakit apa yang sedang menyerang.

HAMA JAMUR TIRAM

Hama pengganggu selama proses budidaya jamur tiram meliputi hama ulat, kleket, semut, serta laba-laba. Pengamatan setiap hari di lapangan perlu dilakukan agar serangan hama dapat terdeteksi lebih dini sehingga mengurangi resiko kegagalam panen. Berikut ini deskripsi singkat mengenai hama pengganggu berikut cara pengendaliannya:

Ulat

Hama utama jamur tiram adalah hama ulat. Hama ini muncul ketika kelembaban udara tinggi, kebersihan lingkungan tidak terjaga, serta akibat kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur maupun jamur yang tidak terpanen. Pencegahan hama ulat dilakukan dengan mengatur sirkulasi udara untuk mengatur kelembaban, pemanenan lebih hati-hati sehingga tidak banyak pangkal atau batang maupun jamur tiram yang tidak terpanen, serta menjaga kebersihan lokasi kumbung. Pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan formalin di sekitar lokasi rumah kumbung.

Kleket (sejenis moluska), Semut dan Laba-laba

Pengendalian hama kleket, semut dan laba-laba dapat dilakukan dengan dua cara, baik secara mekanis maupun kimiawi. Secara mekanis, pengendalian hama semut dan laba-laba dapat dengan melakukan pembongkaran pada sarangnya, kemudian disiram menggunakan minyak tanah.

PENYAKIT JAMUR TIRAM

Jamur Parasit

Seperti telah berulangkali dibahas sebelumnya, bahwa kebersihan merupakan kunci utama keberhasilan budidaya. Rumah kumbung maupun peralatan yang digunakan selama proses produksi harus selalu dalam keadaan steril untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme pengganggu yang tidak diinginkan, bahkan dapat menggagalkan budidaya jamur. Jika kebersihan maupun faktor lingkungan (suhu, kelembaban, dll) kurang mendukung, biasanya sering terjadi pada baglog banyak ditumbuhi penyakit cendawan maupun jamur lain yang tumbuh seiring pertumbuhannya. Missellium cendawan atau jamur parasit tersebut saling berebut untuk melakukan pertumbuhan sehingga sering mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, bahkan terkadang menyebabkan tidak tumbuh. Jamur parasit ini berisifat patogen, gejalanya ditandai munculnya miselium berwarna kuning, hijau, hitam, disertai lendir pada substrat. Jamur parasit yang biasa menyerang selama proses budidaya adalah Penicillium sp., Rhizopus sp., Aspergillus sp., serta Mucor sp.. Jamur ini menyerang substrat atau baglog dengan cara tumbuh bersaing dengan tanaman pokok. Penyakit ini menyerang baglog tertutup maupun terbuka. Pengendalian jamur penganggu dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan yang berhubungan dengan proses budidaya (baik kumbung, baglog, peralatan, maupun tenaga kerja), musnahkan baglog terserang jamur parasit dengan cara dibakar, serta mengatur kelembanan udara di sekitar lokasi kumbung.

Tangkai Jamur Memanjang

Penyakit tangkai jamur memanjang merupakan penyakit fisiologis yang sering dijumpai selama prses budidaya, ditandai tangkai jamur tiram memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara kurang sempurna. Pencegahan penyakit tangkai memanjang adalah mengatur ventilasi seoptimal mungkin pada rumah kumbung sehingga sirkulasi udara berjalan sempurna sesuai kebutuhan pertumbuhannya.

PANEN JAMUR TIRAM

Kegiatan ini merupakan hasil akhir dari proses budidaya yang sangat dinanti-nantikan oleh para petani. bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.
Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih. Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.

Daftar Pustaka
1.     Cahyana YA, Muchrodji, Bakrun M.1999. Jamur tiram, Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis Usaha.  Bogor.  PT Penebar Swadaya, Anggota IKAPI.
2.     http:jamur tiram indonesia.webnobe.com.
3.     http. komposisi-media-baglog-jamur-tiram.html.
4.     id.wikipedia.orgwikijamur_tiram.Jamur tiram..
5.     Manfaat Jamur & Nilai Gizi « Jamurtiramputih’s Weblog.htm.

6.      Maulana, Erie.  2011. Kultur teknis usaha jamur tiram.

No comments:

Post a Comment