Wednesday, May 11, 2016

32 Tanaman langka Lokal Jawa ( bagian 3 )

9.      KEMENYAN (Styracaceae Styrax spp)

Pohon kemenyan adalah pohon penghasil getah kemenyan. Pohon kemenyan merupakan salah satu pohon asli Indonesia. Tumbuhan ini tersebar alami di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Resin (getah kemenyan) yang dihasilkan dari tanaman ini telah diperdagangkan sejak 5.000 tahun silam. Bersama dengan barus, kemenyan telah menjadi komoditi andalan nusantara sejak beratus tahun silam.
Getah kemenyan yang diperdagangkan untuk kebutuhan mistik, medis, hingga kosmetik ini dihasilkan oleh tanaman dari famili Styracaceae genus Styrax. Terdapat beberapa tanaman dari genus Styrax yang menghasilkan getah kemenyan. Namun yang paling dikenal diantaranya adalah Styrax benzoin Dryand, Styrax paralleloneurum Perkins, danStyrax tonkinensis (Pierre) Craib ex Hartwich.
Manfaat tanaman Kemenyan yang telah dikenal sejak rbuan tahun silam adalah resin atau getahnya. Getah Kemenyan ini telah digunakan sebagai bahan obat sejak abad ke-14. Getah ini mengandung asam sinamat, asam benzoate, styrol, styracin, vanillin, coniferil sinamat, coniferil benzoate dan suatu resin yang mengandung benzoresinol dan sumaresinotannol.
Resin atau getah Kemenyan digunakan juga sebagai perlengkapan ritual-ritual tradisional, yakni sebagai dupa, sesajen, dan campuran rokok. Kemenyan juga dimanfaatkan sebagai aroma parfum, aroma terapi, bahan pengawet, dan bahan campuran kosmetik.

10.      KEBEN (Baringtonia Asiatica )

Tumbuhan keben dalam bahasa daerah Jawa sangat dekat dengan kata ‘kabeneran’ ataupun ‘kebenaran’.  Penanaman tumbuhan keben di keraton (pusat kekuasaan dan kewibawaan), kantor pemerintahan (pusat kekuasaan formal), rumah ibadah (tatanan religi), gudang ilmu (kekuasaan IPTEK) melambangkan bahwa setiap keputusan kebijakan maupun layanan sangatlah perlu dilandasi dengan penerapan kebenaran. ‘Hangrungkebi kabeneran’ mendekap (menempatkannya di dekat hati, pusat kehidupan) dan membela kebenaran merupakan hakikat dari titah ciptaan tertinggi. Setiap kebun hati titah juga dibekali bibit ‘keben’ untuk ditumbuhkembangkan.
Tumbuhan keben mengajarkan daya adaptasi yang luar biasa dari pantai lingkungan mangrove/bakau hingga pedalaman. Mengajarkan pada setiap titah untuk kemampuan beradaptasi, mampu menempatkan dan membawa diri tanpa kehilangan identitas asli.

Pada hakekatnya racun dan obat merupakan keping dengan dua sisi, sifat racun bila dikelola dengan baik menjadi potensi obat, sebaliknya penggunaan obat yang berlebihan menjadi racun bagi organ tubuh. Betapa kita sering keliru ucap, beli obat nyamuk yang semestinya racun nyamuk, obat diare yang aslinya adalah ‘racun’ bagi kuman penyebab diare sehingga kita terobati dari sakit diare.

No comments:

Post a Comment