Saturday, May 7, 2016

BUDIDAYA KAPULAGA SEBAGAI TANAMAN SELA PADA TEGAKAN SENGON

BUDIDAYA KAPULAGA SEBAGAI TANAMAN SELA PADA
TEGAKAN SENGON




Laju pertambahan penduduk yang sangat cepat menimbulkan masalah yang kompleks, akhir-akhir ini. Peningkatan jumlah penduduk diikuti oleh peningkatan kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, perumahan dan lain-lain. Lahan yang memadai diperlukan untuk penyediaan kebutuhan tersebut, terutama untuk budidaya pertanian. Kualitas dan kuantitas lahan menurun dengan peningkatan tekanan oleh manusia, karena adanya pengalih-fungsian lahan pertanian menjadi areal non-pertanian. Pengelolaan lahan yang tidak akrab lingkungan dapat mempercepat terjadinya degradasi kesuburan tanah. Karenanya, per-masalahan lahan ini perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Pengelolaan lahan yang diperlukan ialah jenis upaya yang dapat mengatasi beberapa masalah, di antaranya pengelolaan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk dan pelestarian tanah dan lingkungan. Upaya yang dapat berperan ditinjau dari segi tanaman dan konsumsi melalui diversifikasi tanaman. Diversifikasi tanaman dapat memberikan dampak positif pada ketahanan usaha tani karena dapat mengurangi resiko, peningkatan pendapatan petani dan nilai tambah dari lahan yang ditanami. Dari segi konsumsi diversifikasi tanaman dapat meningkatkan penganekaragaman jenis pangan. Diversifikasi produksi dapat di-tempuh melalui pola tanam tumpangsari, baik an-tara tanaman semusim maupun tanaman semusim dengan tanaman tahun. Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam yang ada ialah dengan penerapan pola tanam tumpang sari yang tepat dan sesuai dengan kondisi agro-ekologi setempat.
Penanaman tanaman pertanian di areal hutan atau perkebunan yang dikenal dengan sistem agroforestri merupakan alternatif pemecahan masalah yang ada. Pengelolaan sistem agroforestri selalu dihadapkan pada berbagai tantangan terutama tingkat naungan yang cukup tinggi sehingga intensitas cahaya matahari yang dapat diterima menjadi rendah dan ini berakibat pada budidaya tanaman di bawah kanopi pohon. Selain itu lahan yang mempunyai topografi dengan undulasi yang berombak hingga bergelombang, sebagai masalah lain yang dihadapi dalam sistem agroforestri ialah kehilangan unsur hara terutama nitrogen akibat pencucian oleh air hujan maupun mengalami volatilisasi. Namun dengan penanaman jenis-jenis tanaman toleran terhadap naungan salah satunya kapulaga, akan dapat mengatasi masalah keterbatasan intensitas cahaya. Demikian pula dengan kehilangan unsur hara dapat diatasi dengan peng-embangan teknologi budidaya.

Tanaman Kapulaga (Paraserianthes cardamomum) merupakan jenis tanaman perdu yang potensial dalam agroforestri dan berfungsi sebagai obat-obatan (jamu), rempah-rempah, dan pengharum nafas. Budidaya kapulaga dengan sistem agroforestri belum banyak dilakukan, misalnya penelitian tentang umur kanopi yang sesuai untuk budidaya tanaman sehingga dapat berproduksi secara optimal tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman pokok yang ada. Di samping itu tingkat naungan, teknologi budidaya seperti pemupukan nitrogen dan fosfor serta daya hasil kapulaga belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu kajian mendalam tentang pengaruh tingkat naungan, pemupukan nitrogen dan fosfor terhadap tanaman kapulaga sebagai tanaman sela pada sistem agroforestri.


No comments:

Post a Comment