BUDIDAYA
KAPULAGA SEBAGAI TANAMAN SELA PADA
TEGAKAN
SENGON
Laju
pertambahan penduduk yang sangat cepat menimbulkan masalah yang kompleks,
akhir-akhir ini. Peningkatan jumlah penduduk diikuti oleh peningkatan kebutuhan
pangan, sandang, obat-obatan, perumahan dan lain-lain. Lahan yang memadai
diperlukan untuk penyediaan kebutuhan tersebut, terutama untuk budidaya
pertanian. Kualitas dan kuantitas lahan menurun dengan peningkatan tekanan oleh
manusia, karena adanya pengalih-fungsian lahan pertanian menjadi areal
non-pertanian. Pengelolaan lahan yang tidak akrab lingkungan dapat mempercepat
terjadinya degradasi kesuburan tanah. Karenanya, per-masalahan lahan ini perlu
mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Pengelolaan lahan
yang diperlukan ialah jenis upaya yang dapat mengatasi beberapa masalah, di
antaranya pengelolaan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk dan pelestarian
tanah dan lingkungan. Upaya yang dapat berperan ditinjau dari segi tanaman dan
konsumsi melalui diversifikasi tanaman. Diversifikasi tanaman dapat memberikan
dampak positif pada ketahanan usaha tani karena dapat mengurangi resiko,
peningkatan pendapatan petani dan nilai tambah dari lahan yang ditanami. Dari
segi konsumsi diversifikasi tanaman dapat meningkatkan penganekaragaman jenis
pangan. Diversifikasi produksi dapat di-tempuh melalui pola tanam tumpangsari,
baik an-tara tanaman semusim maupun tanaman semusim dengan tanaman tahun.
Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam yang ada ialah dengan
penerapan pola tanam tumpang sari yang tepat dan sesuai dengan kondisi
agro-ekologi setempat.
Penanaman
tanaman pertanian di areal hutan atau perkebunan yang dikenal dengan sistem
agroforestri merupakan alternatif pemecahan masalah yang ada. Pengelolaan
sistem agroforestri selalu dihadapkan pada berbagai tantangan terutama tingkat
naungan yang cukup tinggi sehingga intensitas cahaya matahari yang dapat
diterima menjadi rendah dan ini berakibat pada budidaya tanaman di bawah kanopi
pohon. Selain itu lahan yang mempunyai topografi dengan undulasi yang berombak
hingga bergelombang, sebagai masalah lain yang dihadapi dalam sistem
agroforestri ialah kehilangan unsur hara terutama nitrogen akibat pencucian
oleh air hujan maupun mengalami volatilisasi. Namun dengan penanaman
jenis-jenis tanaman toleran terhadap naungan salah satunya kapulaga, akan dapat
mengatasi masalah keterbatasan intensitas cahaya. Demikian pula dengan
kehilangan unsur hara dapat diatasi dengan peng-embangan teknologi budidaya.
Tanaman
Kapulaga (Paraserianthes cardamomum) merupakan jenis tanaman
perdu yang potensial dalam agroforestri dan berfungsi sebagai
obat-obatan (jamu), rempah-rempah, dan pengharum nafas. Budidaya kapulaga
dengan sistem agroforestri belum banyak dilakukan, misalnya penelitian tentang
umur kanopi yang sesuai untuk budidaya tanaman sehingga dapat berproduksi
secara optimal tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman pokok yang ada. Di samping
itu tingkat naungan, teknologi budidaya seperti pemupukan nitrogen dan fosfor
serta daya hasil kapulaga belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu kajian
mendalam tentang pengaruh tingkat naungan, pemupukan nitrogen dan fosfor
terhadap tanaman kapulaga sebagai tanaman sela pada sistem agroforestri.
No comments:
Post a Comment