MEDIA
PERTUMBUHAN TANAMAN
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis
tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda.
Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar,
menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok sebagian
unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Media tanaman (media tumbuh) merupakan salah satu unsur
penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara baik. Sebagian besar
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman.
Selanjutnya diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologis
tanaman.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak
selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media
tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang
pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi
bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan
jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman
mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap
jenisnya. berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi
bahan organik dan anorganik.
A. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik
umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman
seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik
sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal
itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi
tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang
hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta
memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan
dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan
merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan.
Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit
penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena
itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media
tanam tersebut mengalami dekomposisi.
8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai
media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa,
pupuk kandang, dan humus.
1. Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media
tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan
kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah
banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga).
Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga
sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media
arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam
ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang
dipecah menjadi potongan-potongan kecil terlebih dahulu sehingga memudahkan
dalam penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang ini sangat bergantung pada
wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk
mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan pecahan
arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk
wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran pecahan arang juga harus lebih kecil.
2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2,
yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut,
batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam
berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu,
batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai
cacahan pakis.
Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak
dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat.
Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek.
Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau
binatang-binatang kecillainnya.
Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis
lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan
drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar
tanaman.
3. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya
berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami,
sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai
media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui
perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu,
kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat
penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2
peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner
yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering,
sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation
pada tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam
yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I
IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau,
memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
4. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar
paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering
digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa
pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar
tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.
Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan
baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman
yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya,
seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.
5. Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut
sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium
(N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan
sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan
mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna
tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan
hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan
sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.
Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam
harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang
hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah
munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
6. Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik
alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media
tanam berasal dari Kulit buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya
dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat
menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat
membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan,
sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika
dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa
harus lebih sering dilakukan karenasifatya yang cepat lapuk sehingga mudah
ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih
dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat,
sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang
sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau
sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat
porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam
perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam
menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu
disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.
Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga
membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah
lapuk.
Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam
yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang
dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar
tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin
akan unsur hara.
8. Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik
oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan
organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati
yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada
lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah.
dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur
hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini
mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan
aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah
sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya
penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki
porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
9. Arang Sekam
Media arang sekam
umumnya digunakan untuk hidroponik tomat, paprika, dan mentimun. Namun
bukan berarti hidroponik tanaman sayuran yang lain tidak dapat
menggunakannya. Tanaman sayuran yang lain dapat juga menggunakan media
ini, tetapi tidak biasa dilakukan.
B. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur
mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi.
Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara
fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang
sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media
jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk
mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini
juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan
dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan
keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang
kerja.
Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam
media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk
tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu
bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih
dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas
pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk
pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap
terjaga.
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun
bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium
bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada
taman miniatur tersebut.
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif
untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai
jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman,
dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan
proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk
dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan
mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir
yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori
makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan.
Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan)
pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media
tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil,
batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah
yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk
:gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih
dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman
menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga
memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan
(nekrosis).
3. Kerikil
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam
memang Tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori
makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk
budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran
larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan
akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah
sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara
rutin.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai
kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni
memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan
kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang
cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga
baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam
media tanam.
4. Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai
media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga
berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan
digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran
sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata
terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang
semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar
tanaman berlangsung lebih baik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini
adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan
pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media
ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak
mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media
tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot
adalah anggrek.
5. Spons (floralfoam)
Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman
hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat
dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan
pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan
sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya
daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
6. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling
halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki
poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori
yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air
yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler
atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara
atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro
berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi
lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara
sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur
hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti
pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan
bonsai.
7. Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan
dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan
daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk
mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap
air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan
Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.
Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam
sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman
dalam menyerap unsur-unsur hara.
8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari
kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai
campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan
ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga
menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam
ke dalam media tanam membuatnya
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
Media tanam yang ideal untuk tanaman hias harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan;
2. Berstruktur gembur, subur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman;
3. Tidak mengandung garam laut atau kadar salinitas rendah;
4. Keasaman tanah netral hingga alkalis, yakni pada pH 6 – 7;
5. Tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit;
6. Mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalcium.
AYO Bergabung Bersama AJOQQ | Menawarkan Berbagai Jenis Permainan Menarik.
ReplyDelete1 ID untuk 8 Permainan Poker, Domino, Capsa Susun, BandarQ, AduQ, Bandar Poker, Sakong, Bandar66 ( NEW GAME!! )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
- Bonus Cashback 0.3%. Dibagikan Setiap hari SENIN
- Bonus referral 20% SELAMANYA
- Minimal Deposit dan Withdraw hanya 15 rb Proses Aman & cepat
- 100% murni Player vs Player ( NO ROBOT )
Pin BB: 58cd292c
website : www.ajoqq.org