PENGEMBANGAN SAPI MENTAL DI KABUPATEN BATANG.
Peningkatan ekonomi masyarakat dan
pertambahan penduduk disertai dengan peningkatan kesadaran tentang nilai-nilai
gizi, menyebabkan peningkatan permintaan akan produk asal ternak meningkat dengan
sangat pesat. Namun, peningkatan konsumsi protein hewani yang membaik ini belum
dapat diantisipasi dengan suplai protein asal ternak yang memadai. Pada
kenyataannya sumber daging di Indonesia berasal dari daging ayam (62%), daging
sapi dan kerbau (25%), dan sisanya berasal dari aneka ternak lainnya (Bamualim et al. 2007). Suplai protein asal ternak terutama daging sapi yang
dihasilkan secara domestik belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat,
sehingga kebijakan impor daging dan sapi hidup masih diberlakukan. Kebutuhan
konsumsi daging masyarakat Indonesia baru mencapai 6,5 kg/kapita/tahun, yang
berasal dari daging sapi hanya sebesar 1,7 kg/kapita/tahun (Ditjennak 2009).
Upaya
pengembangan sapi potong telah lama dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Batang,
Kebijakan tersebut yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi. Pengembangan sapi
potong secara ekstensifikasi menitikberatkan pada peningkatan populasi ternak
yang didukung oleh pengadaan dan peningkatan mutu bibit, penanggulangan
penyakit, penyuluhan dan pembinaan usaha, bantuan perkreditan, pengadaan dan
peningkatan mutu pakan, dan pemasaran. Penyuluhan dan pembinaan terhadap
petani-peternak dilakukan untuk mengubah cara beternak dari pola tradisional
menjadi usaha ternak komersial dengan menerapkan cara-cara zooteknik yang
baik. ini telah di lakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Batang ( BP2KP ).
Di
Kabupaten Batang, Sampai dengan sekarang telah banyak bermunculan kelompok
kelompok Tani Ternak Sapi. Yang tersebar hampir di semua kecamatan. Pada
mulanya petani memlihara sapi jenis lokal yaitu jenis Peranakan Ongole (PO).
Sejak tahun sembilan puluhan pemerintah kabupaten Batang melalui Dinas Peternkan
telah meluncurkan Program IB ( inseminasi buatan ) yaitu teknik perkawinan
secara buatan dengan memasukan semen ( sperma yang telah dibekukan ) kedalam
organ reproduksi sapi betina. Semen yang di masukan adalah semen yang berasal
dari sapi Simental.
Sapi simmental biasa ditemui dengan warna bulu
coklat kemerahan seperti merah bata sedangkan dibagian muka dan lutut kebawah
Serta Ujung ekor ber warna putih. Di indonesia sendiri sapi telah populer dan
telah banyak dikembangkan oleh para peternak sapi, karena jenis sapi Simetal memang memiliki banyak
keunggulan bila dibandingkan dengan sapi lokal indonesia, sapi metal jantan
dewasanya Mampu mencapai berat badan 1 Ton 150 kg sedang Betina dewasanya 800 kg.
Melihat fisik sapi simetal
tersebut minat serta animo peternak sapi untuk memilikinya sangat tinggi.
Karena sapi simental ini mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi di
bandingkan dengan sapi lokal. untuk memperoleh keturunan Sapi Simental yang
baik, maka kita wajib mengetahui ciri ciri sapi betina sebagai indukan. Seperti
apa sih cirinya ?
Nah ..... setelah memperoleh
indukan Sapi Simental atau sapi lokal Yang baik, langkah selanjutnya adalah petani harus menghubungi
petugas IB yang di masing masing kecamatan sudah tersedia. Atau dapat
menghubungi penyuluh atau Mantri ternak setempat. Sebelum pelaksanaan IB,
kenali dulu sapi yang sudah memasuki masa birahi dengan ciri sebagai berikut :
............................
Perlu pemirsa ketahui, banyak
kelompok kelompok yang berhasil dalam pelaksanaan IB sapi. Di antaranya adalah
desa Wanar kecamatan Tersono kabupaten Batang. Di desa ini pengembangan sapi
potong Simental telah berkembang pesat. Berkat bimbingan dari penyuluh dan
Mantri ternak, di dukuh .........desa
Wanar terdapat 125 KK, dari 125 KK telah di pelihara sapi Keturunan Sapi
Simental sebanyak Kurang lebih 300 Ekor atau rata rata kepemilikan 1 – 3 ekor
per keluarga. Bahkan di dukuh ini telah mampu menjual anakan sapi Simental
kurang lebih 70 s/d 100 ekor per tahun. Sungguh prestasi yang patut di
banggakan.
Anakan sapi yang tersedia di
desa Wanar bervariasi dari anakan F1, F2, bahakan sudah ada anakan dari
keturunan F3 maupun F4. Harganya pun bervariasi, anakan yang berumur 3 bulan
dapat di hargai 5 juta sampai 9 juta rupiah tergantung dari kondisi anakan
tersebut.
Di samping itu di desa Wanar
juga telah berdiri balai Inseminasi Buatan dengan petugas IB yaang stanby
setiap hari. Keberhasilan ini karena di didukung oleh sumberdaya manusia yang trampil
dan tlaten. Keberhasilan ternak sapi harus di dukung dengan keberadaan pakan
ternak yang memadai. Pakan ternak bisa di ambil dari rumput rumput liar yang
berada di kebun mereka, atau juga petani menyediakan lahan khusus yang di
tanami rumput gajah maupun king gres.
Untuk menjaga kesehatan
ternak, perlu pemeriksaan kesehatan secara rutin yang dilakukan oleh petugas
peternakan. Pemeriksaan rutin meliputi penyakit Cacing, Penyakit kembung dan
penyakit lainya. Pemeriksaan ini dengan cara mengambil sampel kotoran sapi,
kemudian di periksa di laboratorium dan hasilnya dapat di sampaikan kepada
petani. Disamping pemeriksaan terhadap penyakit, sapi juga perlu di berikan
vitamin b Complek dengan tujuan untuk menjaga stamina sapi. Vitamin ini di
berikan melalui suntikan.
Kandang sapi merupakan tempat
tinggal Sapi setiap hari. Untuk itu kandang sapi harus selalu bersih agar
kesehatan sapi dapat terjamin. Kandang perlu di bersihkan dari kotoran sapi,
pembersihan kandang di lakukan setiap hari. Prinsipnya semakin kandang itu
bersih maka kesehatan sapi akan terjamin.
Setelah indukan dilakukan
proses inseminasi buatan dan dinyatakan bunting, yang perlu dilakukan petani
adalah pemeliharaan sapi buntung. Meliputi pemberian hijauan makanan ternak,
pemberian makanan tambahan berupa bekatul, kosentrat, dan juga pemberian tetes
tebu. Tetes tebu di berikan minimal 1 minggu sekali tujuannya menguatkan tenaga
sapi. Di samping itu pada sapi bunting, juga perlu tambahan vitamin B Komplek,
agar sapi senantiasa sehat selama bunting.
Setelah sembilan bulan dua
belas hari masa bunting, tiba waktunya sapi beranak. Saat seperti inilah yang
ditunggu peternak, rejeki datang. coba bayangkan anakan sapi Simental F1 pada
umur 3 bulan ( istilahnya pedot susu ) sudah laku dijual dengan harga antara 5 s/d 9
juta rupiah, tergantung fisik anakan tersebut. Semakin bagus tentunya harganya
semakin tinggi. Dari anakan sapi simental ini merupakan penghasilan pokok
peternak sapi di desa wanar kecamatan tersono. Untuk membiayai anak sekolah dan
juga kebutuhan lainya. Anda berminat ........ silahkan belajar lebih detil di
desa wanar atau hubungi penyuluh terdekat. Atau hubungi badan pelaksana
penyuluhan dan ketahanan pangan kabupaten Batang.
Ternak
sapi mempunyai peran yang cukup penting bagi petani sebagai penghasil pupuk
kandang, tenaga pengolah lahan, pemanfaat limbah pertanian dan sebagai sumber
pendapatan. Ternak merupakan salah satu sumber protein hewani masyarakat,
mempunyai prospek yang cerah dan menjanjikan untuk dikembangkan. Selain itu,
ternak dapat menjadi sumber pendapatan petani ternak, lapangan kerja, tenaga
kerja dan sumber devisa yang potensial serta perbaikan kualitas tanah.