Berbagi pengalaman tentang informasi penyuluhan kehutanan dan pembangunan hutan Rakyat demi kesejahteraan Petani
Monday, November 21, 2016
Sunday, November 20, 2016
MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
SIKLUS HIDROLOGI
Sebagian besar air terdapat di lautan, danau, sungai, dalam tanah (air tanah), dan organism, air tersebut mengalami penguapan yaitu dalam proses yang dinamakan evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi), uap tersebut bergerak ke atas karena dibawa oleh angin hingga pada titik tertentu mengalami kondensasi (menjadi titik-titik air karena uap bercampur dengan partikel debu mikroskopik), ketika titik-titik air tersebut jenuh (udara tidak mampu lagi menahan) akan jatuh sebagai hujan (presipitasi).
Macam-macam Siklus Hidrologi
- Siklu pendek, dalam siklus ini hanya terdapat tiga unsure didalamnya yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Hujan yang terjadi disini langsung turun di laut.
- Siklus sedang, unsure yang terdapat dalam siklus ini adalah evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi, surface flow, run off, infiltrasi, dan perkolasi. Hujan yang terjadi jatuh dipermukaan tanah yang sebagian menjadi surface flow (aliran permukaan), run off, dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan perkolasi.
- Siklus panjang yaitu terjadi evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi (hujan air taupun salju), akumulasi salju butuh waktu beberapa lama untuk mencair yang akan mengalami beberapa proses sebelum kembali ke laut.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dariatmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dantranspirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
- Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
- Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
- Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya
SUMBER DAYA ALAM KABUPATEN BATANG
SUMBER DAYA ALAM KABUPATEN BATANG
PENGGOLONGAN SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN BATANG
Bahan galian tambang di Kabupaten Batang tersebar mulai dari daerah perbukitan di sebelah selatan sampai pada daerah pantai sebelah utara. Bahan galian yang dimaksud digolongkan berdasarkan pada sifat fisik, sifat kimia dan kegunaan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, secara umum bahan galian digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
1. Golongan A ( bahan tambang strategis ), didasarkan pada sifat strategis dalam arti strategis untuk pertahanan atau keamanan negara atau strategis untuk menjamin perekonomian negara. Seperti : minyak bumi, batu bara, uranium, timah dan sebagainya.
2. Golongan B (vital ), sifat vital ini dalam arti dapat menjamin hidup orang banyak, seperti : besi, emas, tembaga, platina, perak dan sebagainya.
3. Golongan C , dianggap tidak langsung mempengaruhi hajat hidup orang banyak, baik karena sifatnya maupun karena jumlah atau volume bahan galian tersebut, seperti : phosphate, asbes, batu permata, trass, batu kapur, batu marmer, andesit dan sebagainya.
Potensi galian tambang
Di wilayah Kabupaten Batang memiliki potensi berbagai jenis bahan galian Golongan C antara lain tanah liat, tanah urug, trass, andesit, andesit pasir, sirtu dan yang termasuk bahan galian Golongan B yaitu pasir besi.
a. Tanah liat
Bahan galian tanah liat berupa lempung merah dan lempung coklat, merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan-batuan vulkanik, dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat batu bata merah oleh penduduk setempat.
b. Tanah urug
Tanah urug merupakan tanah hasil pelapukan batuan dasar dan menjadi tanah dengan bagian-bagian tertentu masih dijumpai batuan asalnya yang berukuran kerikil sampai kerakal ( 2 m-22 mm ) berwarna coklat agak kekuningan.
c. Trass
Trass merupakan bahan hasil lapukan material vulkanik yang termasuk bahan pozolan yaitu bahan yang mengandung cukup banyak bahan silikat amorf yang dapat larut dalam air.
d. Andesit batu
Bahan galian jenis batuan banyak dijumpai di sebagian endapan sungai juga dapat dijumpai pada daerah perbukitan. Batuan andesit yang ada di perbukitan oleh masyarakat setempat disebut sebagai batu gunung dan sebagian diolah menjadi batu pecah untuk perkerasan jalan ataupun untuk pondasi rumah.
e. Andesit pasir
Deposit andesit pasir berasal dari aktivitas gunung perahu, secara umum menunjukkan sifat fisik berwarna abu-abu kehitaman.
f. Sirtu
Potensi bahan galian sirtu pasir dan batu kali di wilayah Kabupaten Batang dijumpai dalam jumlah cukup banyak di wilayah bagian selatan Kabupaten Batang.
g. Pasir besi
Pasir besi secara geologi merupakan hasil rombakan batuan vulkanik di daerah Batang Selatan dan ditransportasikan oleh aliran sungai. Lokasi didapatkannya pasir besi yaitu di tepi Pantai Batang salah satunya di Pantai Ujungnegoro.
Kegiatan Eksploitasi Bahan Tambang
Eksploitasi bahan galian adalah segala penyelidikan geologi dan pertambangan untuk menetapkan lebih teliti atau seksama adanya dan sifat letakan bahan galian. Usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkanya.
Pengertian pengolahan dan pemurnian adalah pekerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian tersebut.
Analisa Sumber Daya Mineral
Analisa Sumberdaya Mineral
Tahap analisa data sumber daya mineral ini ditekankan pada inventarisasi sumberdaya mineral bahan galian golongan C Cadangan terukur, cadangan terindikasi, cadangan tereka, cadangan hipotetik dan lokasi sumberdaya mineral itu berada serta pemanfaatan bahan galian golongan C.
Neraca Sumberdaya Mineral
1. Potensi sumberdaya mineral di kabupaten Batang sesuai dengan hasil penelitian studi kelayakan potensi pertambangan kabupaten Batang tahun 2002.
2. Nilai/volume eksploitasi sumberdaya mineral di kabupaten Batang diukur berdasarkan potensi sumberdaya mineral berdasarkan hasil penelitian studi kelayakan potensi pertambangan kabupaten Batang tahun 2002.
3. Perhitungan nilai ekonomi sumberdaya mineral yaitu dari cadangan akhir setelah dikoreksi berdasarkan nilai kepercayaannya kemudian dikalikan dengan harga setiap komoditi yang berlaku.
Wednesday, November 16, 2016
Thursday, October 13, 2016
JENIS DAN FUNGSI PUPUK
JENIS DAN FUNGSI PUPUK
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang
diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen ,
fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga,
seng, dan boron merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien). Berdasarkan asal atau
kejadiannya, pupuk dapat digolongkan sebagai berikut :
a.
Pupuk Organik
Pupuk organic adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran
hewan yang mempunyai kandungan unsure hara rendah. Pupuk organic tersedia
setelah zat tersebut mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme. Selain
pupuk anorganik, pupuk organic juga harus dberikan pada tanaman. Macam-macam
pupuk organic adalah sebagi berikut:
1.
Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang
dibuat dengan cara membusukkan sisa-sisa tanaman. Pupuk jenis ini berfungsi
sebagai pemberi unsure-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur tanah.
2.
Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam
tanah. Pupuk organic jenis ini mempunyai perimbangan C/N rendah, sehingga dapat
terurai dan cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber nitrogen
cukup baik di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organic sebagi penambah unsure
mikro dan perbaikan struktur tanah.
3.
Pupuk kandang
pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan hara
dalam puouk kandang rata-rata sekitar 55% N, 25% P2O5,
dan 5% K2O (tergantung dari jenis hewan dan bahan makanannya). Makin
lama pupuk kandang mengalamai proses pembusukan, makin rendah perimbangan
C/N-nya.
b.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adlah puuk yang
sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsure hara tertentu
dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan
mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Puuk
anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan kandungan unsure-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai
berikut :
1.
Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara
sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.
a.
Pupuk Nitrogen
Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:
- Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang
pertunasan.
- Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
- Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik)
Nitrogen diserap dalam tanah berbentuk ion nitrat atau ammonium. Kemudian,
didalam tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya
berubah menjadi protein. Nitrogen termasuk unsure yang paling banyak dibutuhkan
oleh tanaman karena 16-18% protein terdiri dari nitrogen. Pupuk yang paling
banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk urea.
Macam-macam pupuk nitrogen sebagai berikut.
- pupuk urea(CO(NH2)2) yang mengandung 47% nitrogen
(paling tinggi dibandingkan dengan pupuk nitrogen jeni lain). Urea sangat mudah
larut dalam air dan juga mudah diubah menjadi ion nitrat (NO3-)
yang mudah diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Cara pembuatan urea :
2NH3(g) +CO2(g) CO(NH2)2(s) +H2O
(l)
- pupuk ZA (Zwavel Ammonium) atau
ammonium sulfat ((NH4)2SO4) yang mengandung
21% nitrogen.
- Pupuk ammonium klorida (salmiak) atau NH4Cl, mengandung 20%
nitrogen.
- Pupuk ASN (ammonium Sulfat Nitrat) atau [(NH4)3(SO4)(NO3)],
mengandung 23-26% nitrogen.
- Pupuk natrium nitrat atau sodium nitrat (NaNO3), mengandung 15%
nitrogen.
b.
Pupuk Fosforus
Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:
l
respirasi dan fotosintesis
l
penyusunan asam nukleat
l
pembentukan bibit tanaman dan
penghasil buah.
l
Perangsang perkembangan akar,
sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,
l
Mempercepat masa panen
sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.
Unsure fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada
unsure nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium
fosfat, FePO4, dan AlPO4.
Macam-macam pupuk fosfor sebagai berikut :
- pupuk superfosfat (Ca(H2PO4)2) yang sangat
mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Contoh: Engkel superfosfat (ES) yang mengandung
sekitar 15% P2O5, Double
superfosfat (DS) yang mengandung sekitar 30% P2O5,
dan Tripel Superfosfat (TSP) yang
mengandung sekitar 45%P2O5.
- Pupuk FMP (Fused Magnesium Phosphate)
atau Mg3(PO4)2 yang baik digunakan pada tanah
yang banyak mengandung besi dan aluminium.
- Pupuk aluminium fosfat (AlPO4)
- Pupuk besi (III) fosfat (FePO4)
c.
Pupuk Kalium
Fungsi kalium bagi tanaman adalah
l
Mempengaruhi susunan dan
mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
l
Mempercepat metabolisme unsure
nitrogen,
l
Mencegah bunga dan buah agar
tidak mudah gugur.
Macam-macam pupuk kalium sebagai berikut:
- pupuk kalium klorida atau potassium klorida (KCl). Ada 2 macam pupuk KCl
yang beredar di pasaran, yaitu KCl 80 (mengandung 50% K2O) dan KCl
90 (mengandung 53% K2O).
- Pupuk ZK (Zwavel Kalium) atau kalium sulfat (K2SO4)
yang baik digunakan pada tanaman yang tidak tahan te rhadap konsentrasi ion
klorida tinggi. Ada 2 macam pupuk ZK yang beredar di pasaran, yaitu ZK 90
(mengandung 50% K2O) dan ZK 96 (mengandung 53% K2O).
2.
Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang
digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK,
dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang
mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium
dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium
klorida (KCL).
Kadar unsure hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan
komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk
itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5)dan
15% kalium (sebagai K2O).
Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis
tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan
N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan
komposisi N, P, dan K yang beragam.
Nilai suatu pupuk ditentukan oleh hal-hal berikut :
a.
Kadar unsure, makin tinggi kadar unsure,
akin tinggi nilai pupuk.
b.
Higroskopisitas, pupuk buatan mulai menarik air
pada kelembaban 51-99%. Pupuk yang mudah menarik air, misalnya urea mengalami
masalah pada penympanan, sifat higroskopis secara langsung tidak mempengaruhi
nilai pupuk sebagai penambah kesuburan tanah.
c.
Kelarutan, mempengaruhi mudah tidaknya
unsure-unsur yang terkandung diambil oleh tanaman.
d.
Cara kerja, bekerjanya pupuk adalah waktu
yang diperlukan hingga pupuk tersebut dapat dihisap oleh tanaman dan memperlihatkan pengaruhnya. Bekerjanya
pupuk sangat mempengaruhi waktu dan cara penggunaan pupuk.
e.
Keasaman, beberapa jenis pupuk dapat
dipakai untuk meningkatkan, mempetahankan, atau mengurai keasaman tanah.
Pengaruh negatif penggunaan pupuk
a.
Pengaruh negatif pupuk urea
- tanah akan bersifat agak asam
- penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan
mengurangi proses tumbuhnya kecambah dari suatu bibit dan mengurangi daya serap
akar.
b.
Pengaruh negatif pupuk
superfosfat
- Jika kelebihan superfosfat, tanah akan kelebihan asam. Hal ini dikarenakan
superfosfat dapat meningkatkan konsentrasi hydrogen dalam tanah.
- Dapat bersifat racun bagi tanaman jika diberikan pada tanaman yang tumbuh
pada tanah yang mengandung banyak unsure aluminium. Hal ini dikarenakan
superfosfat dapat mempercepat pembentukan racun aluminium, atau toxic aluminium.
c.
Pengaruh negatif pupuk
ammonium sulfat
- Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan pada tanah tanpa disertai
kapur. Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan
besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan.
- Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah besifat asam. Dengan
demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa.
MACAM - MACAM MEDIA PERTUMBUHAN TANAMAN
MEDIA
PERTUMBUHAN TANAMAN
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis
tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda.
Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar,
menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok sebagian
unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Media tanaman (media tumbuh) merupakan salah satu unsur
penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara baik. Sebagian besar
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman.
Selanjutnya diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologis
tanaman.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak
selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media
tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang
pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi
bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan
jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman
mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap
jenisnya. berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi
bahan organik dan anorganik.
A. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik
umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman
seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik
sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal
itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi
tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang
hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta
memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan
dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan
merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan.
Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit
penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena
itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media
tanam tersebut mengalami dekomposisi.
8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai
media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa,
pupuk kandang, dan humus.
1. Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media
tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan
kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah
banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga).
Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga
sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media
arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam
ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang
dipecah menjadi potongan-potongan kecil terlebih dahulu sehingga memudahkan
dalam penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang ini sangat bergantung pada
wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk
mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan pecahan
arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk
wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran pecahan arang juga harus lebih kecil.
2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2,
yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut,
batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam
berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu,
batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai
cacahan pakis.
Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak
dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat.
Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek.
Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau
binatang-binatang kecillainnya.
Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis
lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan
drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar
tanaman.
3. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya
berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami,
sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai
media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui
perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu,
kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat
penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2
peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner
yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering,
sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation
pada tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam
yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I
IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau,
memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
4. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar
paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering
digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa
pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar
tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.
Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan
baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman
yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya,
seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.
5. Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut
sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium
(N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan
sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan
mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna
tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan
hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan
sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.
Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam
harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang
hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah
munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
6. Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik
alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media
tanam berasal dari Kulit buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya
dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat
menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat
membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan,
sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika
dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa
harus lebih sering dilakukan karenasifatya yang cepat lapuk sehingga mudah
ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih
dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat,
sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang
sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau
sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat
porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam
perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam
menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu
disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.
Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga
membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah
lapuk.
Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam
yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang
dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar
tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin
akan unsur hara.
8. Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik
oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan
organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati
yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada
lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah.
dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur
hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini
mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan
aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah
sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya
penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki
porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
9. Arang Sekam
Media arang sekam
umumnya digunakan untuk hidroponik tomat, paprika, dan mentimun. Namun
bukan berarti hidroponik tanaman sayuran yang lain tidak dapat
menggunakannya. Tanaman sayuran yang lain dapat juga menggunakan media
ini, tetapi tidak biasa dilakukan.
B. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur
mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi.
Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara
fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang
sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media
jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk
mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini
juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan
dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan
keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang
kerja.
Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam
media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk
tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu
bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih
dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas
pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk
pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap
terjaga.
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun
bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium
bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada
taman miniatur tersebut.
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif
untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai
jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman,
dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan
proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk
dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan
mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir
yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori
makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan.
Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan)
pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media
tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil,
batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah
yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk
:gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih
dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman
menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga
memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan
(nekrosis).
3. Kerikil
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam
memang Tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori
makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk
budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran
larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan
akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah
sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara
rutin.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai
kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni
memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan
kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang
cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga
baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam
media tanam.
4. Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai
media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga
berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan
digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran
sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata
terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang
semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar
tanaman berlangsung lebih baik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini
adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan
pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media
ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak
mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media
tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot
adalah anggrek.
5. Spons (floralfoam)
Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman
hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat
dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan
pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan
sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya
daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
6. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling
halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki
poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori
yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air
yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler
atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara
atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro
berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi
lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara
sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur
hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti
pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan
bonsai.
7. Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan
dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan
daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk
mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap
air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan
Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.
Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam
sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman
dalam menyerap unsur-unsur hara.
8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari
kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai
campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan
ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga
menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam
ke dalam media tanam membuatnya
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
Media tanam yang ideal untuk tanaman hias harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan;
2. Berstruktur gembur, subur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman;
3. Tidak mengandung garam laut atau kadar salinitas rendah;
4. Keasaman tanah netral hingga alkalis, yakni pada pH 6 – 7;
5. Tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit;
6. Mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalcium.
Subscribe to:
Posts (Atom)