Berbagi pengalaman tentang informasi penyuluhan kehutanan dan pembangunan hutan Rakyat demi kesejahteraan Petani
Tuesday, January 29, 2019
Monday, January 28, 2019
Thursday, January 17, 2019
Wednesday, January 2, 2019
Cara membuat leafleat, folder, dan brosur
Cara membuat leafleat, folder, dan brosur
1. LEAFLET Adalah jenis salah satu media informasi
penyuluhan pertanian dalam bentuk lembaran informasi pertanian yang disajikan
dalam selembar kertas berisikan uraian materi informasi pertanian, penampilan
lembar leaflet tanpa ada pelipatan kertas.
v Pada bagian muka
lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian tulisan pembuka materi
informasi yang akan disampaiakan.
v Pada bagian lembar belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar
depan leaflet.
v Isi materi
informasi yang disampaikan melalui
leflet harus singkat, jelas dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting
saja dengan mengunakan kalimat yang sederhana.
v Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet sangat
dianjurkan pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan
terfokus yang akan memperjelas materi tulisan.
v Leaflet dapat disampaikan kepada petani saat kegiatan kursus tani ,demonstrasi, karya wisata dan sebagainya.
2. FOLDER adalah media informasi penyuluh yang disajikan secara lembaran informasi
dengan bentuk lembaran kertas yang dilipat – lipat
secara teratur mulai dari dua lipatan kertas sampai pada belasan lipatan kertas
tergantung dari lebar kertas yang digunakan.
Ø Umumnya folder yang digunakan untuk penyulahan terdiri
dari 3 (Tiga) lipatan kertas, dengan penyajian uraian materi yang
berkesimbungan dari masing – masing lipatan kertas.
Ø Materi informasi yang disampaikan melalui folder harus berupa
tulisan yang berisikan uraian singkat sistimatis tentang suatu masalah,
Ø penulisan folder pada prinsipnya tidak berbeda dengan
penulisan leaflet yang agak berbeda
adalah cara penyajian pokok-pokok pembahasan yang pada folder disajikan lebih
mendetail dan sisitimatis dibandingkan leaflet dengan penyajian disesuaikan
dengan kebutuhan.
Ø Penyajian ilustrasi gambar pada folder sangat
dianjurkan dengan gambar yang sederhana dan di berikan warna.
Ø Penyampaian folder kepada sasaran dapat dilakukan pada
saat kegiatan kursus tani, demonstrasi, karya wisata dan dapat juga digunakan
sebagai bahan diskusi kelompok pada saat kegiatan pertemuan kelompok.
3. BROSUR adalah salah satu media informasi penyuluhan yang disampaikan dalam bentuk kemasan buku
tipis dengan jumlah lembaran maximal 60 halaman, berisikan uraian singkat,
padat dan merupakan pedoman praktis yang dapat menjadi acuan petunjuk
untuk melaksanakan suatu kegiatan.
ü Tulisan pada brosur harus sistimatis dan berisikan
uraian yang tuntas,jelas,singkat dan padat.
ü Penyajian brosur yang menarik harus dilengkapi dngan
foto dan gambar.
ü Brosur selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pribadi pembaca brosur juga dapat digunakan sebagai sumber bacaan pada kursus
tani dan pertemuan kelompok tani.
4. Majalah Adalah media massa cetak yang dapat dimanfaatkan
sebagai peluang untuk penulisan untuk materi penyuluhan dengan dikemas dalam bentuk tulisan feature.
· Isi materi informasi yang disampaikan melalui majalah adalah
tulisan feature yang harus selesai
informasinnya dan dapat dengan mudah difahami oleh sasaran pembaca (masyarakat
umum).
· Feature adalah tuturan mengenai fakta, kejadian,
peristiwa atau proses, disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk
perkaranya, proses pembentukannya atau cara kerjanya.
· Majalah biasanya terbit secara periodik secara bulanan
maupun triwulan.
5. Bulletin adalah Media massa cetak yang satu ini mempunyai
sifat penulisan yang tidak jauh beda dengan majalah, perbedaan nyata dari
bulletin dengan majalah ada sasaran yang akan digarap.
ü Umumnya bulletin akan menggarap sasaran pada suatu
kelompok masyarakat yang tergabung dalam satu unit organisasi.
ü Isi materi informasi yang disampaikan dalam bulletin
harus terkait sesuai kebutuhan materi yang diperlukan anggota unit organisasi.
ü Penyajian informasi pada bulletin dapat juga didukung
dengan adanya foto.
6. Surat Kabar adalah Media massa cetak yang terbit harian.
Ø informasi penyuluhan
yang disampaikan dalam surat kabar harus berupa motivasi anjuran dan
mengingatkan kembali tentang suatu peristiwa,
Ø informasi yang disampaikan adalah yang baru bagi
pembacaanya.
7.
Poster
merupakan barang cetakan dengan ukuran relatif besar yang ditempel ditembok,
pohon atau direntangkan di pinggir/tengah jalan.
Ø Poster lebih banyak berisi gambar.
Ø Poster dimaksudkan untuk mempengaruhi perasaan/sikap
dan pengalaman sasaran pada tahapan sadar dan minat.
8.
Flipchart atau peta singkap, adalah sekumpulan poster selebar kertas koran, yang
digabungkan menjadi satu.
9.
Photo, dimaksudkan
untuk mengenalkan inovasi atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan/keunggulan
satu inovasi yang ditawarkan.
BUDIDAYA
TANAMAN SENGON
(Albazia falcataria)
Sengon dalam bahasa
latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga
petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti
berikut : Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon
laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa
(Ternate), dan gosui (Tidore) Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi
pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang
sekitar 70 – 80 cm. Berat jenis
kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan
peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek
api, pulp, kertas, papan pengecoran semen dan lain-lainnya.
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar
sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Akar rambutnya berfungsi
untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon
menjadi subur. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan
nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam
tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi
lebih subur.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon
antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh
sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman
tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C. Tanaman
sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan
dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah
hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Pembibitan Sengon
a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon
diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin
mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon
yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan
tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan
benih sengon yang baik sebagai berikut :
- Kulit bersih berwarna coklat tua
- Ukuran benih maksimum
- Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
- Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut,
juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi
lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya
masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan
untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
- Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m
dan lebar= 100 m)
- Jarak tanam 3 x 2 meter
- Satu lubang satu benih sengon
- Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
- Daya tumbuh 60 %
- Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 /
3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan
tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan
operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter
dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon
memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam
keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment
guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air
panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali
dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap
untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon
ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
- Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan
derajat kemiringan maksimum 5 %
- Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang
mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau
dekat persawahan).
- Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak
berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
- Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan,
guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam
jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan
prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan
prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan
ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.
Pembibitan
a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon
diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin
mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon
yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan
tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan
benih sengon yang baik sebagai berikut :
- Kulit bersih berwarna coklat tua
- Ukuran benih maksimum
- Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
- Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut,
juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi
lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya
masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan
untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
- Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m
dan lebar= 100 m)
- Jarak tanam 3 x 2 meter
- Satu lubang satu benih sengon
- Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
- Daya tumbuh 60 %
- Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 /
3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan
tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan
operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter
dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon
memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam
keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment
guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air
panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali
dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap
untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon
ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
- Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan
derajat kemiringan maksimum 5 %
- Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang
mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau
dekat persawahan).
- Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil,
tidak mengandunh tanah liat.
- Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan,
guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam
jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan
prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan
prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan
ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.
Langkah-Langkah
Penyemaian Benih
Terlepas dari kegiatan pembangunan
dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian
benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan penaburan dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan
kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan
bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan
hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
- Benih
- Bedeng tabur/bedeng kecambah
- Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
- Peralatan penyiraman
- Tersedianya air yang cukup
- dan sebagainya.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur
dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m
ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi
dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari
kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur
dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah
dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu
pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang
berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada
larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm
antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling
tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah
berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
- Penyapihan Bibit
Langkah-langkah kegiatan penyapihan
bibit antara lain adalah :
- Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan
dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
- Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur,
pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir
dikurangi.
- Setelah media tanam tercampur merata, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah
sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
- Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan
dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak
langsung tersengat terik matahari.
- Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat
kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan
secara intensip.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap
bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
- Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan
memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya
pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan
normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan
hari yang panas.
- Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir:
sebagai berikut :
Disiapkan drum bekas dan separuh
volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian,
kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan
setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan
per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap
dipindahkan ke kebun.
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit
ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak
tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
- Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan
dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil,
namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang
bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit
ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
- Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan
kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu
mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit
yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk
ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan
yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat
waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
2.
Penyiapan Lahan.
a) Penyiapan lahan
di lahan HTR dengan tujuan agar system tanam di lahan yang akan digarap dapat
dilakukan secara rotasi dari tahun ke tahun. Dengan demikian perlu
diperhitungan jenis tanaman, luas lahan garapan dan peride tanam yang
dilakukan. (lihat system budidaya di HTR).
b) Pengolahan tanah justru
lebih diarahkan untuk penyiapan untuk tanaman sela. Lahan THR pada umumnya
adalah lahan ladang maka sistem pengolahan yang digunakan adalah berbentuk
guludan/ bedengan Pembersihan lahan bertujuan untuk membebaskan lahan dari
tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang
tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyiapan lahan
digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara
mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
c) Penentuan jarak tanam untuk
tanaman sengon didasarkan pada system tumpangsari dengan tanaman pangan. Tujuan
sistem ini agar selama menunggu panen ada pendapatan dari lahan budidaya. Untuk
memperoleh tujuan tersebut, maka penentuan jarak tanah dimulai dari awal. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 4 meter x 4 meter atau
700 pohon per hektar, atau 3 meter x 3 meter atau 1200 pohon per hektar. Untuk
membantu penataan jarak tanam maka digunakan ajir. Pembuatan lobang tanam,
lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah
terpasang.
- Penanaman.
a)
Untuk tahun pertama dilakukan penanamani komodite tanaman hutan dan komodite
tanaman sela. Untuk tahun 2, 3 dan 4 di lahan sama masih dilakukan tumpangsari
dan diusahakan 2 kali dalam 1 tahun.
b) Sebelum penamanan, disemprot/
disiram dahulu pupuk hayati Bio P 2000 Z (1 liter pupuk hayati Bio P 2000 Z + 1
liter Phosmit + 200 liter air dicampur dan disiramkan atau disemprotkan
secara merata dalam 1 ha). Tujuannya sebagai perbaikan sifat fisik, kimia dan
biologi tanah dan sebagai pengelola unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
c) Penanaman bibit tanaman hutan harus dilakukan secara hati
– hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus
tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. Penamanan
diupayakan pada musim penghujan.
d)
Penanaman tanaman sela dilakukan sesuai dengan komodite yang dipilih.
- Pemeliharaan
Program
HTR dengan system budidaya tumpangsari maka pada tahun 1 sampai tahun ke 3
pemeliharaan dilakukan bersama-sama tanaman sela. Pemeliharaan seperti pendangiran, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit dan lain-lain dilakukan pada tanaman sela. Perlakukan
untuk hutan yang penting adalah:
a. Penyulaman, yaitu
penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman
pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan
pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar
pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih
bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
b. Pemangkasan, melakukan
pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
c. Untuk tahun 4,
tahun ke 5 dan tahun ke 6 pemeliharaan tanaman sengon yaitu memberikan
pupuk hayati Bio P 2000 Z dengan dosis 4 kali per hektar.
Dosis dan jadwal yang dilakukan penggunaan pupuk adalah:
Jadwal
|
Penggunaan Bio P 2000 Z
+ Phosmit
|
Penggunaan pupuk
an organik
|
Oktober
|
1
liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100
kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Januari
|
1
liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100
kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
April
|
1
liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100
kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Juli
|
1
liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100
kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Oktober
|
1
liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100
kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Dst
|
Dst
|
dst
|
- Panen
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu setelah berumur 6 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama enam tahun. Panenan dilakukan dengan cara tebang habis. Yaitu seluruh tanaman ditebang dan memulai kembali dengan penanaman baru.
Subscribe to:
Posts (Atom)